jadi Mahasiswa Inggris pada Usia 14 Tahun

jadi Mahasiswa Inggris pada Usia 14 Tahun

March Budihardjo
HONGKONG (Jawa Pos). Keluarga Boedihardjo yang menggemparkan publik Hongkong setelah anak terkecilnya, March Budihardjo, mendaftarkan diri ke beberapa universitas pada usia 9 tahun memang luar biasa. Jika saat ini March Boedihardjo sedang menantikan jawaban universitas atas lamarannya, sang kakak, Horatio Boedihardjo, lebih dulu melewatinya. Dia diterima masuk universitas di Inggris saat berusia 14 tahun.
Dua buah hati Tony Boedihardjo itu memang sama-sama menonjol dalam bidang matematika. Maklum, sejak dini, sang kepala keluarga sudah memperkenalkan matematika kepada dua putranya tersebut. Bahkan, obrolan makan malam keluarga Indonesia-Tiongkok itu pun tak jauh-jauh dari matematika. “Mereka sangat bersemangat,” kata pria yang berprofesi sebagai pebisnis tersebut.
Kebiasaan “serius” itu pulalah yang membuat March dan Horatio tidak tertarik pada permainan anak-anak seusianya. “Saya tidak suka bermain-main,” ujar March ketika diwawancarai South China Morning Post (SCMP) di apartemen keluarganya di Wan Chai. Bocah jenius itu mengaku sehari-hari hanya bergelut dengan matematika. Namun, dia juga suka berenang dan bermain catur sebagai selingan.
Selama dua tahun terakhir, March dan ayahnya tinggal di Inggris untuk menemani Horatio yang kuliah di sana. Dalam kurun waktu itu, March menimba ilmu di salah satu kampus tutorial one-to-one di Oxford. “Saya suka Inggris. Tapi, saya lebih suka tinggal di Hongkong. Saya tidak suka berbicara dalam bahasa Inggris,” ujar March yang saat ditemui hanya mengenakan singlet dan celana pendek itu.
Hingga saat ini, sudah empat universitas yang dilamar March. Yakni, Hong Kong Baptist University (HKBU), University of Hong Kong, Chinese University, dan University of Science and Technology (UST). Tapi, bungsu penggemar ilmu matematika murni tersebut tidak yakin bisa diterima. “Tampaknya, Chinese University dan UST tidak terlalu tertarik, sedangkan University of Hong Kong tidak memberikan respons yang baik. Tadinya, saya pikir HKBU bersedia, tapi sepertinya sekarang mereka ragu,” kisahnya.
Di balik antusiasme March, Tony justru khawatir anaknya tidak siap menghadapi dunia kampus. Sebab, dia masih sangat muda. Bahkan, lima tahun lebih muda dibandingkan kakaknya yang sudah menjadi mahasiswa. Dia juga mulai mencemaskan pengaruh pemberitaan media terhadap perkembangan March. Karena itu, dia membatasi pertemuan anaknya dengan media, meski hanya untuk diambil gambarnya. “Saya khawatir, publikasi akan membawa dampak negatif terhadap perkembangannya,” tegasnya