About Me

Developing Countries, Customers Growing, We Will Grow. Because Digital Marketing Is No Longer About The Stuff That You make, But About The Stories You Tell.

Me Satrio Wicaksono 25 years old, Male, graduated student from Gunadarma University majoring in Electric Power Engineering with GPA 3.33. I am writing to you concerning the information that you need some addition to your staff and I feel that my educational background would be ideally suited to your requirement.
previously I had experiences among others:
1. I have more than 2 years of experience working in digital marketing.
2. I have the experience of working as an administrator in a coastal protection project phase 2 in Jakarta for 6 months.
3. I have experience working as Telemarketing to offer credit cards for 3 months.

Brithday 06-03-1995
Call +62 85770190590
Email satriowicaksono6@gmail.com
Website www.satriokoyo.blogspot.com
Download CV Hire Me

My Skill

For your consideration, below I summarize features reflecting my potential, as follows:
1. Have the ability to create creative and innovative content that can increase engagement with customers.
2. Make good copywriting with the aim of reaching a brand on social media.
3. Understand the logarithms of SEO and SEM.
4. Able to create Daily, Weekly and Monthly Content.
5. Have a passion for working in the creative industry.
6. Able to read electrical circuits.
7. Understand C and C ++ languages

Creative
C & C++
Copywriting
SEO
Electrical Circuits

My Services

What i offer

Create Content

Create content I usually look at Pinterest and Canva, after that I give it a little touch using adobe photoshop

Copywriting

Storytelling in copywriting about the product brands we offer, so that the stories conveyed will bring life to the words I convey.

SEO Marketing

Increase the number of potential visitors from a website organically.

Electrical Circuits

Able to read DC or AC electric circuits and operate an electronic component

Support

Having the ability to read C is a point in itself for me.

SEM Marketing

Increase the number of potential visitors from a website in advertising.

1001

Customer Base

250

Projects Done

150

Awards Won

1500

Happy Clients

My Portfolio

What i do
  • All
  • Travel
  • Blogger
  • Foods

My Experience

My Recent Experiences
Apr 2017 - Jul 2019
Tikus Putih Depok - Digital Marketing

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

Jul 2019 - Jan 2020
Web Developer

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

Des 2019 - Mar 2020
Frontend Developer

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

My Blog

Latest blog
Analisis Optimasi Daya Generator Turbin Angin Skala Kecil Dengan Metode Penulusuran Titik Daya Maksimum Untuk Aplikasi Pengisian Baterai 
Iwa Kartiwa/13204143 
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung 
Jalan Ganesha 10 Bandung 
iwacar_104@yahoo.com 

Abstrak-Teknologi pembangkit listrik tenaga angin pada dua dekade berkembang sangat pesat.
Generator turbin angin skala kecil sering digunakan pada jenis generator sinkron magnet permanen (PMSG) dan sebuah penyearah jembatan berfungsi sebagai aplikasi pengisian baterai. Skematik yang sederhana turbin angin tidak mampu berfungsi dengan daya elektrik maksimumnya. Sistem yang digunakan waktu simulasi menggunakan perangkat lunak PSIM dengan model turbin angin dinamis.

Kata kunci: Generator turbin angin skala kecil, penelusuran titik daya maksimum



I. PENDAHULUAN

         Teknologi pembangkit listrik tenaga angin pada dua dekade berkembang sangat pesat. Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik ini kemudian hari yang diperkirakan mampu tumbuh rata-rata 6,5 persen pertahun hingga 2020. Selain alasan ekonomis juga karena teknologi ini bebas dari pencemaran lingkungan. Energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin memiliki banyak manfaat namun supaya mampu dimanfaatkan pada banyak aplikasi dan sesuai secara ekonomis dengan kata lain proses pembangkitan listrik sistem ini sendiri harus andal.

             Pembangkit listrik tenaga angin skala kecil mempunyai peran yang penting terutama bagi daerah yang belum terjangkau jaringan listrik. Sehingga untuk saat ini peranan penting dari pembangkit listrik tenaga angin skala kecil adalah sistem terpisah mampu untuk menyediakan listrik bagi daerah terpencil.

            Energi angin memiliki karakteristik yang berubah sehingga diperlukan sistem pembangkit cadangan energi. Pembangkit cadangan dan penyimpan energi yang biasa disebut sebagai baterai. Sistem ini, ketika kebutuhan daya beban lebih kecil dibandingkan daya ketika diproduksi oleh generator turbin angin dengan kata lain kelebihan energi yang digunakan untuk mengisi cadangan baterai. Pengalaman saat melakukan uji coba menunjukkan bahwa kekeluaran daya puncak dan pengambilan energi total dari pembangkit listrik tenaga angin skala kecil dengan kecepatan tidak menentu pada aplikasi pengisian baterai tergantung pada ukuran rotor, kelas generator, dan konfigurasi sistemnya. 

II. SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN

             Konversi energi dari kecepatan angin ke daya mekanik (Pm) dan produksi torsi (Tm) mampu digambarkan melalui persamaan berikut: 
CP = koefisien daya
CT = koefisien torsi
ρ = Kerapatan udara (kg/m3)
A = area sapuan rotor turbin angin (m2)
v = kecepatan angin (m/s)

              Koefisien daya merupakan perbandingan dengan daya mekanik pada shaft turbin terhadap daya pada angin itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi nilai (Cp) antara lain adalah jumlah turbin, bagian airfoil, permukaan turbin (bentuk dan sudut). Waktu kecepatan angin berubah dengan kata lain kecepatan rotasi (ωm) mencapai nilai (CP) terbaik. Dengan kata lain (ωm) dan (𝑣) meski digabung dengan parameter sebelum kurva mampu dirancang. Variabel ini merupakan perbandingan antara (Rωm) terhadap kecepatan angin (𝑣) dan disebut sebagai perbandingan kecepatan ujung tip speed ratio (TSR).
Hubungan antara CP, CT, dan untuk jenis generator turbin angin yang berbeda diperlihatkan pada Gambar 2.1.


Gambar 2.1 Kurva perbandingan antara CP, CT, dan untuk berbagai jenis turbin angin

          Gambar 2.1 menjelaskan bahwa nilai CP dan CT merupakan fungsi dari perbandingan kecepatan shaft terhadap kecepatan angin yang disebut sebagai perbandingan kecepatan ujung. Sedangkan hubungan antara koefisien daya dan torsi mampu kita tulis sebagai CT = CP / λ dari gambar tersebut jelas bahwa termampu suatu titik dimana nilai koefisien daya mencapai nilai maksimum.

          Ketika sistem operasi kecepatan tetap dengan kata lain kecepatan turbin (ωm) diasumsikan juga tetap. Sehingga kecepatan angin yang berubah, dengan kata lain perbandingan antara kecepatan ujung dan koefisien daya akan ikut berubah. Dengan kata lain karakteristik CP hanya memiliki satu nilai maksimum pada nilai tertentu sehingga koefisien daya hanya bernilai maksimum ketika nilai kecepatan angin.

           Berbeda pada operasi kecepatan tetap, sistem operasi kecepatan tidak tetap system mampu nyesuai perubahan kecepatan angin terhadap kecepatan turbin sehingga menmampu hasil sistem akan bekerja pada titik puncak CP. Hal ini mampu mencapinya titik maksimum pada pembangkitan daya untuk setiap nilai kecepatan angin yang berbeda. Pada gambar terlihat kurva dari pembangkitan daya pada setiap nilai kecepatan angin. Kurva yang menghubungkan setiap nilai puncak pembangkitan daya pada nilai kecepatan angin yang berbeda adalah sistem operasi CP maksimumnya.

            Supaya menghasilkan daya puncak dengan kata lain rotor harus dijaga pada TSR optimal, dengan kata lain kecepatan angular rotor harus berubah secara proporsional terhadap kecepatan angin. Karena kecepatan angular rotor sangat bergantung pada frekuensi generator dengan kata lain pada TSR optimal daya rotor maksimum yang tersedia bervariasi sesuai dengan frekuensi generator.

            Pada pembangkit listrik tenaga angin skala kecil sebagai aplikasi saat melakukan pengisian pada baterai biasanya menggunakan generator sinkron magnet permanen dan jembatan penuh. Daya yang mengalir dari generator singkron magnet ke cadangan baterai berfungsi sebagai frekuensi generator supaya dihitung dengan menggunakan teknik sirkuit ekivalen. Konfigurasi konvesional membuat kondisi tegangan pada terminal generator yang langsung menghubung dengan cadangan pada baterai menjadi tetap ketika nilai kecepatan angin tertentu. Sebagai konsekuensinya, dengan kata lain turbin angin tidak mampu bekerja secara maksimum pada daya listrik yang dihasilkan ketika kondisi operasi. Karakteristik beban elektrik ketika generator turbin angin harus dimodifikasi ssupaya pembangkit daya dapat optimal. Tegangan ketika terminal generator tidak dibolehkan tetap melainkan harus berubah sesuai dengan kecepatan angular rotor.

               Pada sistem konvesional tidak mampu mengontrol aktif waktu digunakan ketika nyesuai energy waktu diproduksi oleh turbin angin. Oleh sebab itu daya yang mengalir menuju baterai tergantung dari kecepatan angin dan interaksi antara turbin dengan beberapa komponen sistem.


III. OPTIMASI DAYA MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN TITIK DAYA MAKSIMUM

           Turbin angin biasanya mampu dilihat dengan menggunakan kurva koefisien daya beserta rasio dari kecepatan linear hingga ujung baling-baling serta kecepatan angin. Kurva tipikal mampu dilihat pada Gambar 3.1 supaya sistem memproduksi daya maksimum sehingga, pada setiap saat diharapkan nilai CP selalu tinggi. waktu aplikasi frekuensi tetap, pada turbin angin yang cukup besar dengan kata lain kecepatan rotor pada generator selalu konstan meskipun kecepatan angin selalu berubah. Oleh karena itu nilai tip speed ratio akan berubah dalam jangkauan yang cukup besar pada turbin angin. Sehingga perumusan yang mampu dibuat adalah sebagai berikut.
               Dari persamaan daya yang telah dihasilkan turbin angin, terlihat jelas bahwa daya yang dihasilkan mencapai titik maksimal dengan mengoperasikan sistem pada nilai CP maksimal. Dengan kata lain kita perlu untuk menjaga supaya nilai kecepatan rotor berada pada TSR konstan.

Gambar 3.1 Kurva koefisien daya terhadap tip speed ratio

                   Saat kecepatan angin berubah dengan kata lain, kecepatan rotor mampu dirubah dengan perubahan yang terjadi pada kurva. Kesulitan dihadapi saat menganalisa adalah saat mengukur kecepatan angin pada rotor. Supaya mampu menggunakan kecepatan angin yang diterima dalam menghitung daya yang akan diproduksi dengan kata lain mampu mengubah persamaan tersebut dengan mengganti kecepatan angin dengan jari-jari, tip-speed ratio, dan kecepatan sudut rotor.

Gambar 3.2 Kurva daya mekanik angin terhadap kecepatan angular rotor

                 Ilustrasi daya mekanis yang akan dibangkitkan oleh turbin angin sebagai fungsi kecepatan generator rpm untuk nilai kecepatan diperlihatkan Gambar 3.2. Daya maksimum diharapkan sebagai fungsi rpm yang diperlihatkan oleh garis memotong seluruh kurva. Pada setiap kecepatan angin bersamaan dengan nilai kecepatan rotor dan menghasilkan daya maksimum. Jika kita mampu mengontrol serta mampu berhasil mengikuti perubahan kecepatan angin dengan kata lain turbin angin mampu membangkitkan daya maksimum pada setiap nilai kecepatan. Nilai torsi yang diharapkan mampu diturunkan dari persamaan daya yang dibangkitkan.
            Dalam sistem tak terkompensasi torsi generator tergantung kepada fluks, induktansi sinkron, dan sudut daya. Dengan kata lain kapabilitas torsi dibatasi oleh karakteristik dari mesin sinkron. Salah satu cara mengubah sudut torsi untuk nilai tegangan terminal (VS) yang tetap adalah dengan nyesuai rpm dari generator. Sehingga tanpa kompensasi karakteristik pembangkit listrik tenaga angin tergantung kepada karakteristik turbin angin dan generator. Di lain pihak operasi turbin angin mampu dioptimasikan dengan mengubah karakteristik beban yang dipasang pada generator. Untuk mengubah beban generator, dengan kata lain kita harus mengontrol VS/ωO yang terletak pada terminal generator. Dengan kata lain sudut daya , daya, dan arus stator akan mengikuti dengan sendirinya.

Gambar 3.3 Konfigurasi sistem konversi energi angin yang diusulkan

               VS/ωO terminal dapat dikontrol dengan nyesuai tegangan bus DC. Untuk menghasilkan daya yang diinginkan, tegangan terminal VS (misalnya, tegangan bus DC) harus diubah selama kecepatan rotor berubah. Untuk pengaturan tegangan satu bus DC dengan kata lain dapat termampu dua, satu atau tidak ada sama sekali titik persilangan antara daya generator dan daya yang diinginkan. Sebagai contoh, untuk tegangan bus DC tertentu dengan kata lain termampu dua titik operasi yang memenuhi daya yang diinginkan. Titik yang satu berhubungan dengan operasi daya rendah pada frekuensi lebih rendah, sudut (δ) lebih rendah, VS/ωO terminal lebih tinggi dan arus stator lebih rendah. Titik yang lain berhubungan dengan operasi daya tinggi pada frekuensi lebih tinggi, sudut (δ) lebih tinggi, VS/ωO terminal lebih rendah, dan arus stator lebih tinggi. Solusi yang dibahas di bawah ini merupakan salah satu dari algoritma kontrol lain yang telah ada dan yang dapat diimplementasikan. Pengontrol mampu disesuaikan sehingga operasi generator akan berada pada sudut δ yang rendah selama nilai tegangan terminal stator berubah. Dengan nilai sudut (δ) yang rendah dengan kata lain generator akan selalu beroperasi pada arus stator minimum untuk mencapai torsi kekeluaran yang sama. Sehingga rugi-rugi tembaga pada lilitan stator mampu diminimisasi. Sangat jelas bahwa ketika frekuensi bertambah dengan kata lain sudut daya bertambah sampai torsi maksimum tercapai pada sudut daya sekitar 45°. Pada saat itu akan menjadi hal yang paling baik untuk menjaga torsi pada nilai maksimumnya selama frekuensi bertambah. DC-DC konverter dapat disisipkan di antara kekeluaran penyearah dan baterai DC.

           Nilai dari (VS) dikontrol berdasarkan frekuensi atauPada daerah C tetap, tegangan bus DC memiliki nilai non linear berubah dan dijaga tetap pada daerah bus DC tetap dan terakhir secara linear berubah pada daerah torsi tetap. Walaupun banyak cara untuk mengimplementasikan konsep yang telah dijelaskan, salah satu cara yang mungkin adalah dengan mengontrol siklus kerja konverter DC berkaitan dengan terukur. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara pemberian maju dimana akan berhasil jika baterai DC relatif tetap. Hal ini dapat juga diselesaikan dengan menyediakan feedback tegangan bus DC. Penyimpangan (galat) antara tegangan DC bus yang diminta dengan tegangan bus DC aktual mampu digunakan untuk mengontrol siklus kerja konverter DC.

                Sangat jelas bahwa dengan mengubah karakteristik beban yang dipasang pada generator dengan kata lain pembangkitan daya turbin angin mampu dioptimalkan. Beban pada generator diatur dengan mengontrol tegangan pada terminal generator. Dengan menambahkan konverter DC-DC antara sisi luar penyearah dan sisi DC baterai, dengan kata lain tegangan bus DC yang terlihat oleh generator mampu kita ubah secara efektif dengan mengubah tegangan terminal generator. Konverter mengubah-ubah tegangan pada sisi masukan (keluaran penyearah) sehingga mampu terjadi daya disalurkan maksimum dari generator ke cadangan baterai. Konverter mampu menaikkan ataupun menurunkan tegangan masukan. Oleh karena itu penambahan energi yang diambil dapat pada kondisi kecepatan angin rendah ataupun tinggi. Dengan menambahkan metode penelusuran titik daya pada sistem turbin angin skala kecil yang dihubungkan pada bus DC atau cadangan baterai dengan kata lain daya keluaran efektif sistem tidak lagi dibatasi oleh komponen elektrik.

                  Algoritma penelusuran titik daya maksimum yang biasanya digunakan pada panel surya bias kita gunakan untuk memaksimalkan daya keluaran turbin angin. Gambar dibawah memperlihatkan karakteristik Daya dan torsi terhadap kecepatan turbin angin yang perlu dikontrol. Tujuan utama algoritma ini adalah untuk menjaga supaya titik operasi selalu berada pada daya maksimum untuk setiap nilai kecepatan angin. Titik operasi dapat berada pada daerah kemiringan positif (sebelah kiri titik daya maksimum), kemiringan nol (titik daya maksimum ditemukan), dan kemiringan negatif (sebelah kanan daya maksimum). Jika titik operasi berada pada daerah kemiringan positif dengan kata lain pengontrol harus memindahkan titik operasi ke kanan mendekati titik maksimum pada titik kemiringan nol. Dan sebaliknya jika titik operasi berada di daerah kemiringan negative dengan kata lain pengontrol harus memindahkan titik operasi ke sebelah kiri mendekati titik maksimum pada titik kemiringan nol. Gambar 3.4 memperlihatkan algoritma penelusuran titik daya maksimum yang diusulkan, dimana informasi mengenai kecepatan angin tidak diperlukan.

Gambar 3.4 Dasar algoritma penelusuran titik daya maksimum
                 Untuk mencari titik operasi daya angin maksimum dan mencari titik ini dalam rangka untuk mengurangi galat antara daya operasi dan dan daya maksimum pada saat perubahan kecepatan angin, dengan kata lain kontrol konverter buck-boost akan mengubah-ubah secara periodik titik operasi turbin angin. Dengan memperoleh tegangan dan arus keluaran PMSG, pengontrol menggunakan informasi ini untuk menaikkan atau menurunkan siklus kerja konverter buck-boost untuk mengubah titik operasi turbin angin. Setelah terjadi gangguan (perubahan kecepatan) dengan kata lain akan timbul pemindahan titik operasi dari (k-1) ke (k). Empat kasus gangguan pada titik operasi dibedakan menjadi:

                  Jika P(k) >P(k-1) dan ωm(k)>ωm (k-1), daya bertambah setelah muncul gangguan. Hal ini mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya maksimum sudah berada pada arah yang benar. Sehingga penelusuran titik daya maksimum dilanjutkan pada arah yang sama dan mencapai titik operasi (k+1) dengan meningkatkan siklus kerja sebesar Δd.

                Jika P(k) >P(k-1) dan ωm(k)>ωm (k-1), daya berkurang setelah muncul gangguan. Hal ini mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya maksimum tidak berada pada arah yang benar. Sehingga penelusuran titik daya maksimum harus mengubah arah dan mencapai titik operasi (k+1) dengan meningkatkan siklus kerja sebesar dua kali Δd.

                Jika P(k) >P(k-1) dan ωm(k)>ωm (k-1), daya bertambah setelah muncul gangguan. Hal ini mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya maksimum sudah berada pada arah yang benar. Sehingga penelusuran titik daya maksimum dilanjutkan pada arah yang sama dan mencapai titik operasi (k+1) dengan menurunkankan siklus kerja sebesar Δd.

                Jika P(k) >P(k-1) dan ωm(k)>ωm (k-1), daya berkurang setelah muncul gangguan. Hal ini mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya maksimum tidak berada pada arah yang benar. Sehingga penelusuran titik daya maksimum harus mengubah arah dan mencapai titik operasi (k+1) dengan menurunkan siklus kerja sebesar dua kali Δd.

Gambar 3.5 Algoritma penelusuran titik daya maksimum



IV. SIMULASI DAN ANALISIS

           Karakteristik turbin angin diberikan di bab 2 pada laporan ini. Persamaan yang dibahas digunakan untuk memodelkan turbin angin pada PSIM seperti terlihat pada gambar di bawah,

Gambar 4.1 Model turbin angin

             Parameter masukan pada model turbin angin adalah kecepatan angin dalam meter per sekon. Keluaran dari model adalah torsi mekanik dan kecepatan agular mekanik rotor. Radius baling-baling adalah 1,25 m seperti yang diberikan pada spesifikasi turbin. Koefisien daya dan tip speed ratio dibuat sesuai dengan yang tertera pada look-up table pada PSIM schematic editor.

           Untuk sistem konversi energi angin, daya keluaran maksimum mampu dicapai untuk nilai kecepatan angin yang berbeda-beda. Oleh karena itu bagian pertama dari simulasi ini akan berkonsentrasi untuk mencari daya keluaran maksimum untuk tiap nilai kecepatan angin. Resistor keluaran diubah secara manual dan hasilnya akan mengubah nilai tegangan dan arus keluaran. Berdasarkan karakteristik λ, grafik daya yang diprediksikan akan meningkat proporsional terhadap nilai resistor sampai mencapai titik daya maksimum. Kemudian setelah itu akan berkurang jika nilai resistor bertambah setelah melewati titik daya maksimum.

Gambar 4.2 Model simulasi penelusuran titik daya maksimum menggunakan PSIM

              Gambar 4.2 memperlihatkan model simulasi yang dilakukan untuk menghasilkan daya maksimum dengan mengubah-ubah nilai resistansi beban. Simulasi dilakukan untuk nilai kecepatan angin dari 4 m/s sampai 9 m/s. Tegangan beban dan arus beban didata dan daya maksimum dihitung dengan mengalikan kedua nilai tersebut. Nilai resistansi yang digunakan pada setiap simulasi juga dicatat. Tabel dibawah memperlihatkan nilai resistor yang digunakan dan titik daya maksimum untuk setiap nilai kecepatan angin.

Tabel 4.1 Titik daya maksimum untuk setiap nilai kecepatan

              Tabel ini digunakan untuk mencari daya maksimum untuk tiap nilai kecepatan. Sehingga dengan referensi ini dengan kata lain, kita mampu mengetahui daya maksimum untuk tiap nilai kecepatan angin tersebut.

             Seperti yang terlihat pada tabel diatas, daya DC maksimum hampir mencapai 1 kW pada kecepatan angin 9 m/s. Walaupun demikian jangkauan nilai tegangan untuk kecepatan angin antara 4 m/s sampai 9 m/s hanya berkisar antara 10 volt sampai 120 volt. Salah satu kebutuhan pada proyek ini adalah untuk tegangan pada 48 volt DC pada keluaran rangkaian buck-boost. Karena kecepatan angin sulit untuk diprediksikan dan rata-rata kecepatan angin berada pada 5-6 m/s, dengan kata lain sulit untuk memenuhi kebutuhan ini.

               Pada kecepatan angin rendah daya rotor yang tersedia tidak mampu digunakan karena karena tegangan generator berada di bawah tegangan cadangan baterai. Sedangkan pada kecepatan angin tinggi daya rotor yang tersedia melebihi tegangan cadangan baterai sehingga rugi-rugi tetap muncul. Perbedaan karakteristik rotor dan generator ini membuat turbin bekerja menjauhi saluran beban maksimumnya (turbin tidak bekerja pada koefisien daya maksimum). Sangat jelas bahwa pada sistem, daya yang akan mengalir ke cadangan baterai dibatasi oleh karakteristik elektrik. Jadi sangat jelas bahwa dengan mengubah karakteristik beban yang dipasang pada generator dengan kata lain pembangkitan daya turbin angin mampu dioptimalkan.

             Pada sistem dengan penyearah tidak terkontrol dimana rotor turbin dipercepat atau diperlambat untuk menyeimbangkan daya keluaran rotor dan daya masukan generator, kecepatan turbin dikontrol dengan nyesuai daya keluaran generator turbin angin. Beban pada generator dikontrol dengan mengatur tegangan pada terminal generator. Kemudian dengan menambahkan konverter DC-DC antara keluaran penyearah dan baterai DC, tegangan bus DC yang terlihat oleh generator dapat diubah secara efektif mengontrol tegangan terminal generator. Tegangan pada sisi masukan konverter berubah (pada keluaran tetap) supaya daya yang dialirkan dari generator ke cadangan baterai menjadi maksimum.

Gambar 4.3 Kurva daya mekanik (a) dan daya elektrik (b) sistem konversi energi angin dan kurva titik daya maksimum

Gambar 4.4 Kurva titik maksimum daya elektrik sistem konversi energi angin satu fasa


Gambar 4.5 Diagram kontrol algoritma penelusuran titik daya maksimum

           Sistem diusulkan dan disimulasi menggunakan perangkat lunak PSIM dengan model turbin angin dinamis untuk mengevaluasi pengambilan daya maksimum. Sub circuit yang mengandung model dinamis dari turbin angin telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dimana sub circuit tersebut terdiri dari komponen elektrik dan blok lain yang tersedia sehingga mampu memodelkan karakteristik turbin angin. Algoritma pengambilan daya maksimum menggunakan zero-order hold (ZOH) dan blok diskrit untuk mewakili pengontrol diskrit seperti mikrokontroler.

Gambar 4.6 Skematik keseluruhan sistem konversi energi angin

             Perilaku dari pengambilan daya maksimum dapat dievaluasi dengan menggunakan step respon angin sistem generator turbin angin skala kecil. Turbin angin berada pada kondisi tunak dan kecepatan angin kita set pada 6 m/s, setelah 10 detik kecepatan angin tiba-tiba berubah menjadi 9 m/s. Gambar dibawah memperlihatkan respon step turbin angin dengan sistem yang diusulkan dimana dapat kita lihat grafik kecepatan angular rotor angin, torsi rotor angin, torsi elektromekanik, daya elektrik, daya referensi, dan daya terukur terhadap waktu. Perhatikan dan pada gambar dibawah, dengan kata lain mampu kita simpulkan bahwa sistem ini mampu untuk mengontrol daya fasa PMSG. Pada kondisi tunak galat antara dan adalah nol, dan pada kondisi transisi pengontrol memberikan hasil respon yang memuaskan.

Gambar 4.7 Grafik perubahan kecepatan angular terhadap perubahan kecepatan angin

               Gambar 4.7 memperlihatkan perubahan nilai kecepatan angular ωm terhadap perubahan nilai kecepatan yang diberikan pada simulasi model turbin angin. Hal sesuai dengan karakteristik sistem konversi energi angin yang kita inginkan yaitu sistem dijaga pada nilai CP maksimum dengan menjaga nilai tip speed ratio λ tetap untuk kecepatan angin tertentu.

Desain konverter buck-boost sangat tergantung pada nilai efisiensinya. Rugi-rugi pada konverter buck-boost dapat diakibatkan oleh beberapa elemen termasuk resistansi lilitan, yang dimodelkan sebagai sumber rugi-rugi utama pada simulasi ini. Walaupun demikian, frekuensi penyakelaran dapat menimbulkan rugi-rugi yang lebih besar pada konverter buck-boost. Model penuh sistem konversi energi angin tanpa inverter mampu dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.8 Skematik simulasi penentuan duty cycle untuk tiap nilai kecepatan angin

                 Supaya kita dapat menghasilkan tegangan keluaran yang diinginkan setiap saat, dengan kata lain siklus kerja harus berubah nyesuai dengan kondisi masukan. Tegangan maksimal untuk setiap kecepatan angin telah kita mampukan pada bagian sebelumnya dan tegangan ini menjadi masukan pada terminal yang kita beri nama sebagai boost operating voltage. Sehingga pada kecepatan angin tertentu, tegangan DC pada ujung penyearah diukur dan dibandingkan terhadap nilai maksimumnya. Kemudian yang diperlukan adalah pengontrol PI yang berfungsi untuk mengubah-ubah nilai rasio kerja supaya dimampukan tegangan maksimum karena siklus kerja dikontrol oleh loop PI.

                 Sesuai dengan kebutuhan pada desain dimana keluaran dari buck-boost harus bernilai 48 volt DC, dengan kata lain model pengisian baterai dipasang pada sisi keluaran konverter. Model pengisisan baterai akan memastikan keluaran dari rangkaian buck-boost bernilai 48 volt DC pada simulasi ini. Persamaan untuk menghitung efisiensi buck-boost adalah sebagai berikut.

                   RL pada simulasi ini adalah rugi-rugi tembaga induktor oleh karena diletakkan disamping iduktor itu sendiri. Untuk keperluan simulasi RL diset bernilai 0,1 ohm dan nilai untuk tegangan keluaran, arus keluaran dan rasio kerja dicatat untuk setiap perubahan kecepatan angin. Hal ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Nilai duty cycle untuk tiap nilai kecepatan angin

                Dari Tabel 4.2 kita dapat melihat bahwa siklus kerja pada kecepatan angin 4 sampai 6 m/s diatas 0.5, sedangkan untuk kecepatan angin antara 7 sampai 9 m/s dibawah 0.5. Hal ini memperlihatkan bahwa pada kondisi siklus kerja <0.5 buck-boost bekerja untuk menaikkan tegangan sedangkan pada kondisi siklus kerja >0.5 buck-boost bekerja untuk menurunkan tegangan. Tegangan nominal yang dimaksud adalah tegangan cadangan baterai 48 volt DC.

Gambar 4.9 Daya keluaran turbin angin kecepatan rendah tanpa metode penelusuran titik daya maksimum
Gambar 4.10 Daya keluaran turbin angin kecepatan tinggi tanpa metode penelusuran titik daya maksimum


V. KESIMPULAN

Penyelidikan kita pada sistem pengisian baterai memperlihatkan beberapa hal mampu kita lakukan untuk mengembangkan pengambilan energi oleh turbin angin.

1. Karakteristik pada sistem tidak sejalan ketika ditentukan dengan parameter pada generator yang telah dibuat. Karakteristik kecepatan-torsi generator tidak dapat diubah tanpa kontrol aktif.

2. Sistem terkompensasi dengan konverter DC-DC:

a. Turbin angin mampu beroperasi pada nilai Cp maksimum pada setiap nilai rpm.

b. Karakteristik torsi memiliki puncak yang sama dengan generator sistem tak terkompensasi. Meskipun demikian torsi mampu dikontrol bebas dari kecepatan rotor dengan mengontrol tegangan terminal VS. Sekali puncak torsi tercapai dengan kata lain konverter dapat digunakan untuk menjaga torsi supaya tetap.

c. Sama seperti sistem tak terkompensasi, beban yang dirasakan generator adalah beban unity power factor.

3. Pengontrol digunakan untuk menghasilkan kondisi operasi optimal dengan menjaga tegangan DC konstan dengan mengontrol siklus kerja yang diberikan ke konverter.


DAFTAR PUSTAKA

[1] C. Dave, I.B. Gould, S. Drouilhet, V. Gevorgian, T. Jimenez, C. Newcomb, L.Flowers, ”Small Wind Turbine Testing and Applications Development”, NREL report No. NREL/CP-500-27067

[2] DESDM (2005), Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, Jakarta

[3] E. Ali M., “Modeling of Wind Turbine Driving Permanent Magnet Generator With Maximum Power Point Tracking System”, Elminia University, Egypt

[4] R. Mukand Patel, “Wind and Solar Power Systems”, CRC Press, 1999

[5] Tafticht T., K.Agbossou, A.Cheriti, “DC Bus Control of Variable Speed Wind Turbine Using a Buck-Boost Konverter”, IEEE, 2006

[6] N. Mohan, T.M. Undeland, W.P. Robbins, “Power Electronics Konverter, Applications and Design”, 3rd ed. New York: Willey, 2003.

[7] Tafticht T., K.Agbossou, A.Cheriti, M.L. Doumbia, “Output Power Maximization of a Permanent Magnet Synchronous Generator Based Stand-alone Wind Turbine”, IEEE ISIE 2006, July9-12, 2006

[8] M. Eduard, S. Drouilhet, R. Holz, V. Gevorgian, “Analysis of Wind Power for Battery Charging”, Wind Energy Book VIII. New York: ASME, Vol. I: pp. 190-197; NREL report No. 21862

[9] De Broe A.M., S. Drouilhet, V. Gevorgian, “A Peak Power Tracker For Small Wind Turbines In Battery Charging Applications”, IEEE Trans. Ener. Con., Vol. 14, No. 4, December 1999

[10] Neammanee B., S. Chatratana, “Maximum Peak Power Tracking Control for The New Small Twisted H-Rotor Wind Turbine”

[11] Adegas F.D., J.A. Villar Ale, F.S. dos Reis, G.C. da Silva Simioni, R. Tonkoski, ”Maximum Power Point Tracker For Small Wind Turbines Including Harmonic Mitigation”, European Wind Energy Conference & Exhibition, 2006

BIOGRAFI PENULIS


Iwa Kartiwa lahir di Bandung, Indonesia, pada tanggal 18 Februari 1985. Dia menerima B.S. Gelar di bidang teknik elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada bulan Juli 2008. Dia baru saja menyelesaikan M.S. Program sarjana teknik elektro dan elektronika di Yonsei University, Seoul, Korea Selatan pada bulan Februari 2013.


            Pemrosesan paralel (parallel processing) adalah penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan.Idealnya, parallel processing membuat program berjalan lebih cepat karena semakin banyak CPU yang digunakan.
            Tujuan utamanya untuk dari pemrosesan paralel adalah untuk meningkatkan performa komputasi. Semakin banyak hal yang bisa dilakukan secara bersamaan (dalam waktu yang sama), semakin banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan.
Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan. Biasanya diperlukan saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak.
             Untuk melakukan aneka jenis komputasi paralel ini diperlukan infrastruktur mesin paralel yang terdiri dari banyak komputer yang dihubungkan dengan jaringan dan mampu bekerja secara paralel untuk menyelesaikan satu masalah. Untuk itu diperlukan aneka perangkat lunak pendukung yang biasa disebut sebagai middleware yang berperan untuk mengatur distribusi pekerjaan antara node dalam satu mesin paralel. Selanjutnya pemakai harus membuat pemrograman paralel untuk merealisasikan komputasi.

1. Jaringan Interkoneksi
            Jaringan interkoneksi/ jaringan komputer adalah suatu pemetaan sistem atau susunan interkoneksi antara node dalam suatu jaringan, baik secara fisik maupun secara virtual. Topologi jaringan fisik menggambarkan metode yang digunakan untuk melakukan pengkabelan atau hubungan fisik antar node dalam suatu jaringan yang menghubungkan workstation dalam suatu jaringan. Menurut bentuknya, topologi jaringan fisik dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain adalah sebagai berikut:
  • Topologi bus merupakan topologi yang dipakai pada masa penggunaan kabel coaxial. Topologi ini memiliki sistem sambungan serial yang merupakan satu kabel memanjang yang masing-masing node terhubung pada kabel tersebut. jenis ini hanya dipakai dalam sistem kabel modem.
  • Topologi ring ini adalah topologi yang data serta trafficnya disalurkan sedemikian rupa secara melingkar. Pada umumnya topologi ring menggunakan kabel serat kaca sebagai sarananya. Karakteristik topologi ini adalah lingkaran tertutup yang mana masing-masing node terhubung padanya. Topologi ini sederhana namun mahal karena memiliki kecepatan transfer yang tinggi menggunakan kabel serat kaca. Transmisi data pada ring bersifat satu arah. Sistem topologi ring dapat menggunakan topologi ring ganda yang masing-masing memiliki arah yang berbeda untuk mempercepat transfer data.
  • Topologi ini adalah topologi yang paling banyak digunakan di semua tempat di dunia karena kemudahannya dalam menambah, mengurangi dan mendeteksi kerusakan perangkat jaringan yanga da. Topologi ini memiliki karakteristik berupa adanya node central yang mana masing-masing node berkomunikasi dengan node tersebut. traffic data mengalir dari node ke node central dan sebaliknya menggunakan satu kabel yang terkoneksi langsung sehingga mudah dikembangkan. Selain itu jika ada node yang kabelnya terputus, maka node yang lain tidak akan terganggu.
  • Topologi tree atau berbentuk pohon merupakan gabungan dari ketiga node diatas. Sistem ini merupakan sistem yang biasa digunakan pada WAN atau Internet. Masing-masing topologi digunakan untuk kepentingan tertentu. Misalnya adalah topologi star digunakan dalam satu LAN, banyak komputer dalam satu tempat menggunakan topologi ini. Sedangkan koneksi antara node server atau router dalam satu WAN menggunakan topologi ring, bus atau star, tergantung dari koneksi yang digunakan. Sedangkan topologi ring banyak digunakan untuk backbone atau koneksi tulang punggung yang digunakan oleh penyedia jasa Internet.
Semua topologi diatas digunakan berdasarkan kebutuhan. Namun memang beberapa topologi sudah banyak ditinggalkan karena tidak lagi dikembangkan. Saat ini pengembangan berfokus pada topologi star yang memang memiliki banyak keuntungan.

2. Mesin SIMD dan MIMD
          SIMD Yang merupakan singkatan dari Single Instruction, Multiple Data. SIMD menggunakan banyak processor dengan instruksi yang sama, namun setiap processor mengolah data yang berbeda. Sebagai contoh kita ingin mencari angka 27 pada deretan angka yang terdiri dari 100 angka, dan kita menggunakan 5 processor. Pada setiap processor kita menggunakan algoritma atau perintah yang sama, namun data yang diproses berbeda. Misalnya processor 1 mengolah data dari deretan / urutan pertama hingga urutan ke 20, processor 2 mengolah data dari urutan 21 sampai urutan 40, begitu pun untuk processor-processor yang lain. Beberapa contoh komputer yang menggunakan model SIMD adalah ILLIAC IV, MasPar, Cray X-MP, Cray Y-MP, Thingking Machine CM-2 dan Cell Processor (GPU).
          MIMD Yang merupakan singkatan dari Multiple Instruction, Multiple Data. MIMD menggunakan banyak processor dengan setiap processor memiliki instruksi yang berbeda dan mengolah data yang berbeda. Namun banyak komputer yang menggunakan model MIMD juga memasukkan komponen untuk model SIMD. Beberapa komputer yang menggunakan model MIMD adalah IBM POWER5, HP/Compaq AlphaServer, Intel IA32, AMD Opteron, Cray XT3 dan IBM BG/L.
3. Arsitektur pengganti 
           Pemrograman paralel adalah teknik pemrograman komputer yang mengcover memungkinkan eksekusi perintah/operasi secara bersamaan baik dalam komputer dengan satu (prosesor tunggal) ataupun banyak (prosesor ganda dengan mesin paralel) CPU.
            Tujuan utama dari pemrograman paralel adalah untuk meningkatkan performa komputasi. Untuk itu diperlukan aneka perangkat lunak pendukung yang biasa disebut sebagai middleware yang berperan untuk mengatur distribusi pekerjaan antar node dalam satu mesin paralel. Selanjutnya pemakai harus membuat pemrograman paralel untuk merealisasikan komputasi.

Message Passing Interface (MPI)
MPI adalah sebuah standard pemrograman yang memungkinkan pemrogram untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat dijalankan secara paralel. MPI menyediakan fungsi-fungsi untuk menukarkanantar pesan.
Kegunaan MPI yang lain adalah

  • menulis kode paralel secara portable
  • mendapatkan performa yang tinggi dalam pemrograman paralel, dan
  • menghadapi permasalahan yang melibatkan hubungan data irregular atau dinamis yang tidak begitu cocok dengan model data paralel.
Sumber:
http://irpanpebriyansyah.blogspot.co.id/2013/01/tugas-ke4-pipelining-dan-risc-dengan.html
http://derypermana19.blogspot.com/2013/01/prosesor-paralel.html
         
        Teknologi pipeline yang digunakan pada komputer bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari komputer Secara sederhana untuk mempermudah operator, Pipelining adalah cara yang digunakan untuk melakukan sejumlah kerja secara bersamaan ,teknik pemecahan satu pekerjaan/ tugas menjadi beberapa subtugas,dan mengeksekusi sub-tugas tersebut secara bersamaan/ paralel dalam unit-unit multi hardware atau segmen-segmen.
          Tujuan yg ingin dicapai dlm pipeline adalah untuk meningkatkan throughput. (the number of instructions complete per unit of time - but it is not reduce the execution time of an individual instruction) Waktu yg digunakan untuk eksekusi setiap tugas sama dengan waktu yg digunakan untuk satu eksekusi nonpipeline.Tetapi karena eksekusi tugas yg berurutan dilakukan secara bersamaan, maka jumlah tugas yg dapat dieksekusi dlm suatu waktu yg disediakan lebih tinggi, Hardware pipeline menyediakan throughput yang lebih baik dibandingkan dgn hardware non-pipeline.
            RISC adalah komputasi kumpulan instruksi yang disederhanakan. RISC merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desainini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960, Itanium (IA64) dari Intel Corporation, Alpha AXP dari DEC, R4x00dari MIPS Corporation, PowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine.Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk di antaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA-RISC dari Hewlett-Packard.

1. Reduced Instruction Set Computer

               Pada arsitektur RISC : Set instruksi yang terbatas dan sederhana Register general purpose yang berjumlah banyak, atau penggunaan teknologi kompiler untuk mengoptimalkan pemakaian registernya. Konsep arsitektur RISC banyak menerapkan proses eksekusi pipeline. Meskipun jumlah perintah tunggal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan mungkin lebih besar, eksekusi secara pipeline memerlukan waktu yang lebih singkat daripada waktu untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan menggunakan perintah yang lebih rumit.Mesin RISC memerlukan memori yang lebih besar untuk mengakomodasi program yang lebih besar. IBM 801 adalah prosesor komersial pertama yang menggunakan pendekatan RISC.
                 Aspek komputasi yang ditinjau dalam merancang mesin RISC adalah sbb.: Operasi-operasi yang dilakukan: Hal ini menentukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh CPU dan interaksinya dengan memori. Operand-operand yang digunakan: Jenis-jenis operand dan frekuensi pemakaiannya akan menentukan organisasi memori untuk menyimpannya dan mode pengalamatan untuk mengaksesnya. Pengurutan eksekusi: Hal ini akan menentukan kontrol dan organisasi pipeline.

sumber:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/390/jbptunikompp-gdl-sindrianil-19458-10-9-pipeli-g.pdf
http://irpanpebriyansyah.blogspot.co.id/2013/01/tugas-ke4-pipelining-dan-risc-dengan.html
http://andripratama-tama.blogspot.com/2013/01/pipelining-dan-risc.html

         
        IBM PC adalah sebutan untuk keluarga komputer pribadi buatan IBM. IBM PC diperkenalkan pada 12 Agustus 1981, dan “dipensiunkan” pada tanggal 2 April 1987. Sejak diluncurkan oleh IBM, IBM PC memiliki beberapa keluarga, yakni :
  • IBM 4860 PCjr
  • IBM 5140 Convertible Personal Computer (laptop)
  • IBM 5150 Personal Computer (PC yang asli)
  • IBM 5155 Portable PC (sebenarnya merupakan PC XT yang portabel)
  • IBM 5160 Personal Computer/eXtended Technology
  • IBM 5162 Personal Computer/eXtended Technology Model 286 (sebenarnya merupakan PC AT)
  • IBM 5170 Personal Computer/Advanced Technology
1. Famili IBM PC dan turunannya

  • Komputer personal pertama kali muncul setelah diperkenalkan mikroprosesor, yaitu chip tunggal yang terdiri dari set register , ALU dan unit control computer.
  • IBM PC merupakan arsitektur bus tunggal yang disebut PC I/O Channel BUS atau PC BUS.
  • PC BUS melengkapi PC dengan 8 jalur data, 20 jalur alamat, sejumlah jalur kontrol dan ruang alamat fisik PC adalah 1 MB.
2. Konfigurasi microkomputer dassar

         Berdasarkan UkurannyaBerdasarkan ukurannya, komputer digolongkan ke dalam micro computer (komputer mikro), mini computer (komputer mini), small computer (komputer kecil), medium computer (komputer menengah), large computer (komputer besar) dan super computer (komputer super).1.Micro ComputerMicro Computer (Mikro Komputer) disebut juga dengan nama personal computer (komputer personal) . ukuran main memory komputer mikro sekarang berkisar dari 16 MB sampai lebih dari 128 MB, dengan konfigurasi operand register 8 bit, 16 bit, atau 32 bit. Kecepatan komputer mikro sekarang berkisar 200 Mhz sampai dengan 500 Mhz.Komputer mikro umumnya adalah single-user (pemakainya tunggal), yaitu satu komputer hanya dapat digunakan untuk satu pemakai saja untuk tiap saat.
  • Chipset adalah set dari chip yang mendukung kompatibel yang mengimplementasikan berbagai fungsi tertentu seperti pengontrol interupt, pengontrol bus dan timer.
  • Chip khusus yang di sebut koprosesor yang beroperasi bersama dengan CPU guna meningkatkan fungsionalitasnya
3. Komponen IBM PC
  • Sistem kontrol BUS : Pengontrol BUS, Buffer Data, dan Latches Alamat
  • Sistem kontrol interuppt : Pengontrol Interuppt
  • Sistem kontrol RAM & ROM : Chip RAM & ROM, Decoder Alamat, dan Buffer
  • Sistem kontrol DMA : Pengontrol DMA
  • Timer : Timer Interval Programmable
  • Sistem kontrol I/O : Interface Paralel Programmable
sumber:
http://irpanpebriyansyah.blogspot.co.id/2012/11/1-unit-inputoutput-io-2-arsitektur_8862.html
http://eby190205.blogspot.co.id/2012/01/arsitektur-family-ibm-pc-dan-turunannya.html

       Di dalam bidang komputer, Unit Input/Output atau sering juga disingkat (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor komunikasi antarasistem pengolahan informasi (seperti komputer) yang digunakan untuk berhubungan dengan dunia luar, yang memungkinkan manusia atau sistem lain pengolahan informasi.

         Unit input adalah unit luar yang digunakan untuk memasukkan datadari luar ke dalam mikroprosesor ini atau sinyal (data) yang diterima oleh sistem, contohnya, data yang berasal dari keyboard atau mouse. Sementara, Unit output merupakan sinyal atau data yang dikirim dari input. Output biasanya, digunakan untuk menampilkan data, atau dengan kata lain untuk menangkap data yang dikirimkan oleh mikroprosesor, contohnya data yang akan ditampilkan pada layar monitor atau printer.

          Istilah ini juga dapat digunakan sebagai bagian dari suatu tindakan, untuk "melakukan I / O" adalah untuk melakukan input atau output operasi. I / O device yang digunakan oleh seseorang (atau sistem lain) untuk berkomunikasi dengan komputer. Misalnya, keyboard atau mouse mungkin sebuah perangkat input untuk komputer, sementara monitor dan printerdianggap output perangkat output untuk komputer. Perangkat ini memungkinkan komunikasi antar komputer, seperti modem dan kartu jaringan, biasanya melayani untuk keduanya input dan output.

1. Sistem Bus

     System bus atau bus sistem, dalam arsitektur komputer mengkajipada bus yang digunakan oleh sistem komputer untuk menghubungkan semua komponennya dalam menjalankan tugasnya. Sebuah bus adalah sebutan untuk jalur di mana data dapat mengalir dalam komputer. Jalur-jalur ini digunakan untuk komunikasi dan dapat dibuat antara dua elemen atau lebih. Data atau program yang tersimpan dalam memori dapat diakses dan dieksekusi oleh CPU melalui perantara sistem bus.



(Gambar 1.1. Sistem BUS)

    Mengenal sistem bus Sistem adalah suatu proses yang terikat atau saling ketergantungan dengan satu unsur dan unsur-unsur yang lainnya Bus adalah lintasan / jalur Sistem bus dalam dunia komputer dapat didefinisikan sebagai proses yang menghubungkan antar komponen utama dari sebuah komputer yang memiliki jalur / lintasan masing-masing dimana tetap saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Satu bus berisi satu jalur, bus biasanya berbentuk jalur-jalur parallel PCB, ribbon cables, strip connectors (ditemui dalam motherboard), kumpulan kabel.

2. Standar Input/Output Interface

     Interface atau antarmuka adalah Penghubung antara dua sistem ataualat media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung.
  • Interface Aplikasi I/O
     Ketika suatu aplikasi ingin membuka data yang ada dalam suatu disk, sebenarnya aplikasi tersebut harus dapat membedakan jenis disk apa yang akan diaksesnya. Untuk mempermudah pengaksesan, sistem operasi melakukan standarisasi cara pengaksesan pada peralatan Input/Output. Pendekatan inilah yang dinamakan interface aplikasi Input/Output.

       Interface aplikasi Input/Output melibatkan abstraksi, enkapsulasi, dan software layering. Abstraksi dilakukan dengan membagi-bagi detail peralatan-peralatan Input/Output ke dalam kelas-kelas yang lebih umum. Dengan adanya kelas-kelas yang umum ini, maka akan lebih mudah untuk membuat fungsi-fungsi standar(interface) untuk mengaksesnya. Lalu kemudian adanya device driver pada masing-masing peralatan Input/Output, berfungsi untuk enkapsulasi perbedaan-perbedaan yang ada dari masing-masing anggota kelas-kelas yang umum tadi. Device driver mengenkapsulasi tiap -tiap peralatan Input/Output ke dalam masing-masing 1 kelas yang umum tadi(interface standar). Tujuan dari adanya lapisan device driver ini adalah untuk menyembunyikan perbedaan-perbedaan yang ada pada device controller dari subsistem Input/Output pada kernel. Karena hal ini, subsistem Input/Output dapat bersifat independen dari hardware.

       Karena subsistem Input/Output independen dari hardware maka hal ini akan sangat menguntungkan dari segi pengembangan hardware. Tidak perlu menunggu vendor sistem operasi untuk mengeluarkan support code untuk hardware-hardware baru yang akan dikeluarkan oleh vendor hardware.

3. Pengaksesan Peralatan Input/Output

       Pengaksesan peralatan(I/O) bergantung pada perspektif mengubah sinyal-sinyal bahwa pengguna manusia bisa melihat atau membaca. Untuk pengguna proses membaca atau melihat representasi ini adalah menerima masukan. Interaksi antara komputer dan manusia dipelajari dalam bidang yang disebut interaksi manusia-komputer. CPU dan memori utama dianggap sebagai otak dari komputer, dan dari sudut pandang adanya transfer informasi dari atau ke kombinasi itu, misalnya untuk atau dari disk drive, dianggap Input / Output. CPU dan sirkuit pendukungnya menyediakan memori-mapping Input / Output yang digunakan dalam pemrograman komputer tingkat rendah dalam pelaksanaan driver perangkat. Sebuah Input / Output merupakan salah satu algoritma yang dirancang untuk mengeksploitasi lokalitas dan melakukan efisien bila berada pada penyimpanan data sekunder, seperti disk drive.

      Input / Output Interface diperlukan setiap kali Input / Output device didorong oleh prosesor. Antarmuka harus memiliki logika yang diperlukan untuk menafsirkan perangkat alamat yang dihasilkan oleh prosesor. Handshaking harus dilaksanakan oleh antarmuka menggunakan perintah yang sesuai seperti (Sibuk, SIAP, WAIT), dan prosesor dapat berkomunikasi dengan Input / Output device melalui antarmuka. Khusus Input / Output monad, yang memungkinkan program untuk hanya menguraikan Input / Output, dan tindakan yang dilakukan diluar program. Hal ini penting karena Input / Output fungsi akan memperkenalkan efek samping untuk setiap bahasa pemrograman, tapi sekarang pemrograman fungsional murni praktis.

       Berikut alamat yang dapat disimpan dalam register. Instruksi akan memiliki register yang memiliki alamat tersebut. Jadi untuk mengambil data, instruksi harus mendaftar didekode sesuai dipilih. Isi register akan diperlakukan sebagai alamat menggunakan alamat lokasi memori yang sesuai dipilih dan data dibaca / ditulis. Port-mapping Input / Output biasanya memerlukan penggunaan instruksi yang secara khusus dirancang untuk melakukan Input / Output operasi.


Pengelolaan I/O :
Tugas utama komputer adalah:
  • Pemrosesan CPU, pemrosesan Input / Output
  • Peran OS dalam pengelolaan Input / Output: Mengelola dan mengontrol operasi Input / Output serta perangkat Input / Output
  • Fungsi pengelolaan Input / Output: Hardware : port, bus, device controller, software Input / Output adalah modul device driver sebagai peralatan input/output.
sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/I/O
http://www.blogpadang.com/lain-lain/pengertian-input-dan-output-device/
http://iyancahkuningan.blogspot.com/2012/11/tugas-ke-3-organisasi-arsitektur.html

Central Processing Unit (CPU) merujuk kepada perangkat keras komputer yang memahami dan melaksanakan perintah dan data dari perangkat lunak. Istilah lain, pemroses/prosesor (processor), sering digunakan untuk menyebut CPU. Adapun mikroprosesor adalah CPU yang diproduksi dalam sirkuit terpadu, seringkali dalam sebuah paket sirkuit terpadu-tunggal. Sejak pertengahan tahun 1970-an, mikroprosesor sirkuit terpadu-tunggal ini telah umum digunakan dan menajadi aspek penting dalam penerapan CPU.

1. SISTEM BUS

BUS sistem terdiri dari sejumlah bus yang berlainan yang menyediakan jalan antara dua buah komponen yang menghubungkan komponen-kompoen utama komputer (CPU, Memori. I/O). Sistem bus adalah penghubunga bagis keseluruhan komponen-komponen dalam menjalankan tugasnya.

Gambar 3. Skema Interkoneksi ke BUS
Sruktur Sistem BUS diantaranya:
  • Saluran data
Saluran data memberikan lintasan bagi perpindahan data antara dua modul sistem. Lebar bus data perupakan faktor penting dalam menentukan kinerja sistem secara keseluruhan.
  • Saluran Alamat
Saluran alamat digunakan untuk menandakan sumber atau tujuan data pada bus data.
  • Saluran Kontrol
Saluran kontrol digunakan untuk mengontrol akses ke saluran alamat dan penggunaan data.

Beberapa BUS utama dalam sistem komputer modern adalah sebagai berikut :

1. Bus Processor. Bus ini merupakan bus tercepat dalam sistem dan menjadi bus inti dalam chipset dan motherboard. Bus ini utamanya digunakan oleh prosesor untuk meneruskan informasi dari prosesor ke chace atau memori utama ke chipset kontrolir memori (Northbridge, MCH, atau SPP). Bus ini juga terbagi atas beberapa macam, yakni Front-Side Bus, HyperTransport bus, dan beberapa bus lainnya. Sistem komputer selain Intel x86 mungkin memiliki bus-nya sendiri-sendiri. Bus ini berjalan pada kecepatan 100 MHz, 133 MHz, 200 MHz, 266 MHz, 400 MHz, 533 MHz, 800 MHz, 1000 MHz atau 1066 MHz. Umumnya, bus ini memiliki lebar lajur 64-bit, sehingga setiap detaknya ia mampu mentransfer 8 byte.

2. Bus AGP (Accelerated Graphic Port). Bus ini merupakan bus yang didesain secara spesifik untuk kartu grafis. Bus ini berjalan pada kecepatan 66 MHz (mode AGP 1x), 133 MHz (mode AGP 2x), atau 533 MHz (mode AGP 8x) pada lebar jalur 32-bit, sehingga bandwidth maksimum yang dapat diraih adalah 2133 MByte/s. Umumnya, bus ini terkoneksi ke chipset pengatur memori (Northbridge, Intel Memory Controller Hub, atau NVIDIA nForce SPP). Sebuah sistem hanya dapat menampung satu buah bus AGP. Mulai tahun 2005, saat PCI Express mulai marak digunakan, bus AGP ditinggalkan.

3. Bus PCI (Peripherals Component Interconnect).
Bus PCI tidak tergantung prosesor dan berfungsi sebagai bus peripheral. Bus ini memiliki kinerja tinggi untuk sistem I/O berkecepatan tinggi. Bus ini berjalan pada kecepatan 33 MHz dengan lebar lajur 32-bit. Bus ini ditemukan pada hampir semua komputer PC yang beredar, dari mulai prosesor Intel 486 karena memang banyak kartu yang menggunakan bus ini, bahkan hingga saat ini. Bus ini dikontrol oleh chipset pengatur memori (northbridge, Intel MCH) atau Southbridge (Intel ICH, atau NVIDIA nForce MCP).

4. Bus PCI Express (Peripherals Component Interconnect Express)
5. Bus PCI-X
6. Bus ISA (Industry Standard Architecture)
7. Bus EISA (Extended Industry Standard Architecute)
8. Bus MCA (Micro Channel Architecture)


9. Bus SCSI (Small Computer System Interface). Bus ini diperkenalkan oleh Macintosh pada tahun 1984. SCSI merupakan antarmuka standar untuk drive CD-ROM, peralatan audio, harddisk, dan perangkat penyimpanan eksternal berukuran besar.

10. Bus USB (Universal Serial Bus). Bus ini dikembangkan oleh tujuh vendor komputer, yaitu Compaq, DEC, IBM, Intel, Microsoft, NEC, dan Northern Telecom. Bus ini ditujukan bagi perangkat yang memiliki kecepatan rendah seperti keyboard, mouse, dan printer karena tidak akan efisien jika perangkat yang berkecepatan rendah dipasang pada bus berkecepatan tinggi seperti PCI.

2. Arithmethic and Logic Unit


Arithmatic Logical Unit (ALU), adalah salah satu bagian/komponen dalam sistem di dalam sistem komputer yang berfungsi melakukan operasi/perhitungan aritmatika dan logika (Contoh operasi aritmatika adalah operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan contoh operasi logika adalah logika AND dan OR. ALU bekerja besama-sama memori, di mana hasil dari perhitungan di dalam ALU di simpan ke dalam memori.
Perhitungan pada ALU adalah bentuk bilangan integer yang direpresentasikan dengan bilangan biner. Namun, untuk saat ini, ALU dapat mengerjakan bilangan floating point atau bilangan berkoma, tentu saja dipresentasikan dengan bentuk bilangan biner. ALU mendapatkan data (operand, operator, dan instruksi) yang akan disimpan dalam register. Kemudian data tersebut diolah dengan aturan dan sistem tertentu berdasarkan perintah control unit. Setelah proses ALU dikerjakan, output akan disimpan dalam register yang dapat berupa sebuah data atau sebuah instruksi. Selain itu, bentuk output yang dihasilkan oleh ALU berupa flag signal. Flag signal ini adalah penanda status dari sebuah CPU. Bilangan integer (bulat) tidak dikenal oleh komputer dengan basis 10. Agar komputer mengenal bilangan integer, maka para ahli komputer mengkonversi basis 10 menjadi basis 2. Seperti kita ketahui, bahwa bilangan berbasis 2 hanya terdiri atas 1 dan 0. Angka 1 dan 0 melambangkan bahwa 1 menyatakan adanya arus listrik dan 0 tidak ada arus listrik. Namun, untuk bilangan negatif, computer tidak mengenal simbol (-). Komputer hanya mengenal simbol 1 dan 0. Untuk mengenali bilangan negatif, maka digunakan suatu metode yang disebut dengan Sign Magnitude Representation. Metode ini menggunakan simbol 1 pada bagian paling kiri (most significant) bit. Jika terdapat angka 18 = (00010010)b, maka -18 adalah (10010010)b. Akan tetapi, penggunaan sign-magnitude memiliki 2 kelemahan. Yang pertama adalah terdaptnya -0 pada sign magnitude[0=(00000000)b; -0=(10000000)b]. Seperti kita ketahui, angka 0 tidak memiliki nilai negatif sehingga secara logika, sign-magnitude tidak dapat melakukan perhitungan aritmatika secara matematis. Yang kedua adalah, tidak adanya alat atau software satupun yang dapat mendeteksi suatu bit bernilai satu atau nol karena sangat sulit untuk membuat alat seperti itu. Oleh karena itu, penggunaan sign magnitude pada bilangan negatif tidak digunakan, akan tetapi diganti dengan metode 2′s complement. Metode 2′s complement adalah metode yang digunakan untuk merepresentasikan bilangan negatif pada komputer. Cara yang digunakan adalah dengan nilai terbesar dari biner dikurangin dengan nilai yang ingin dicari negatifnya. Contohnya ketika ingin mencari nilai -18, maka lakukan cara berikut:
1. ubah angka 18 menjadi biner (00010010)b
2. karena biner tersebut terdiri dari 8 bit, maka nilai maksimumnya adalah 11111111
3. kurangkan nilai maksimum dengan biner 18 -> 11111111 – 00010010 = 11101101
4. kemudian, dengan sentuhan terakhir, kita tambahkan satu -> 11101101 + 00000001 = 11101110
Dengan metode 2′s complement, kedua masalah pada sign magnitude dapat diselesaikan dan komputer dapat menjalankan. Namun, pada 2′s complement, nilai -128 pada biner 8 bit tidak ditemukan karena akan terjadi irelevansi.

3. Central Logic Unit

Bertugas mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada di sistem komputer, yaitu :
- mengatur dan mengendalikan alat-alat input dan output
- mengambil instruksi-instruksi dari memori utama
- mengambil data dari memori utama untuk diproses
- mengirim instruksi ke ALU bila ada perhitungan aritmatika atau perbandingan logika serta
mengawasi kerja dari ALU
- mengirim hasil proses ke memori utama untuk disimpan dan pada saatnya disajikan ke alat
output.

4. Set Register

Ada berbagai register prosesor yang digunakan untuk mengendalikan operasi prosesor – sebagian besar tidak terlihat oleh pengguna tetapi beberapa dapat terlihat oleh instruksi mesin dieksekusi dalam kontrol atau mode sistem operasi .
Empat register sangat penting untuk eksekusi instruksi
1. Program counter (PC) – alamat instruksi yang akan diambil
2. Instruction register (IR) – instruksi yang terakhir diambil
3. Memory address register (MAR) – alamat lokasi dalam memori
4. Memory buffer register (MBR) – kata data yang akan ditulis ke memori atau kata yang paling baru dibaca.
Banyak prosesor termasuk register atau kumpulan register yang dikenal sebagai kata status program ( PSW ) yang berisi informasi status . Beberapa bidang umum termasuk
Sign – tanda sedikit hasil dari operasi aritmatika terakhir
Zero – Mengatur kapan hasilnya adalah 0
Carry – Mengatur jika operasi menghasilkan carry masuk atau meminjam dari sedikit high-order
Equal – Mengatur jika hasil membandingkan logis adalah kesetaraan
Overflow – Digunakan untuk menunjukkan aritmetik overflow
Interrupt Enable/Disable – Digunakan untuk mengaktifkan / menonaktifkan interupsi
Supervisor – menunjukkan apakah prosesor mengeksekusi di supervisor atau mode pengguna

sumber
http://bukutuliskecil.blogspot.co.id/2014/12/tugas-5-cpu.html
http://irfan-abet.blogspot.co.id/2015/01/cpu.html
http://saifuljunioroffical.blogspot.co.id/2014/12/artikel-tentang-alu-arithmatic-logic.html
http://ronialdianto.blogspot.co.id/2014/11/siklus-organisasi-prosesor-komponen.html

Set Instruksi (bahasa Inggris: Instruction Set, atau Instruction Set Architecture (ISA)) didefinisikan sebagai suatu aspek dalam arsitektur komputer yang dapat dilihat oleh para pemrogram. Secara umum, ISA ini mencakup jenis data yang didukung, jenis instruksi yang dipakai, jenis register, mode pengalamatan, arsitektur memori, penanganan interupsi, eksepsi, dan operasi I/O eksternalnya (jika ada).
          ISA merupakan sebuah spesifikasi dari Pullman semua kode-kode biner (opcode) yang diimplementasikan dalam bentuk aslinya (native form) dalam sebuah desain prosesor tertentu. Kumpulan opcode tersebut, umumnya disebut sebagai bahasa mesin (machine language) untuk ISA yang bersangkutan. ISA yang populer digunakan adalah set instruksi untuk chip Intel x86, IA-64, IBM PowerPC, Motorola 68000, Sun SPARC, DEC Alpha, dan lain-lain.

JENIS - JENIS INSTRUKSI
  1. Data Processing / Pengolahan Data : instruksi-instruksi aritmetika dan logika. Instruksi aritmetika memiliki kemampuan untuk mengolahdata numeric, sedangkan instruksi logika beroperasi pada bit-bit word sebagai bit bukan sebagai bilangan. Operasi-operasi tersebut dilakukan terutama untuk data di register CPU.
  2. Data Storage / Penyimpanan Data : instruksi-instruksi memori. Instruksi-instruksi memori diperlukan untuk memindah data yang terdapat di memori dan register.
  3. Data Movement / Perpindahan Data : instruksi I/O. Instruksi-instruksi I/O diperlukan untuk memindahkan program dan data ke dalam memori dan mengembalikan hasil komputansi kepada pengguna.
  4. Control / Kontrol : instruksi pemeriksaan dan percabangan. Instruksi-instruksi kontrol digunakan untuk memeriksa nilai data, status komputansi dan mencabangkan ke set instruksi lain.
TEKNIK PENGALAMATAN
           Metode pengalamatan merupakan aspek dari set instruksi arsitektur disebagian unit pengolah pusat (CPU) desain yang didefinisikan dalam set instruksi arsitektur dan menentukan bagaimana bahasa mesin petunjuk dalam arsitektur untuk mengidentifikasi operan dari setiap instruksi. Sebuah mode pengalamatan menentukan bagaimana menghitung alamat memori yang efektif dari operand dengan menggunakan informasi yang diadakan di register dan / atau konstanta yang terkandung dalam instruksi mesin atau di tempat lain.
Jenis-jenis metode pengalamatan diantaranya :
  1. Immediate Addressing Mode

      2. Register Addressing Mode


       3. Direct Addressing Mode


4. Indirect Addressing Mode


R0 atau R1 digunakan untuk menunjukkan Destination Address
MOV A,#30h ; salin immediate data 30h ke Akumulator
MOV R0,#7Fh ; salin immediate data 7Fh ke register R0
MOV @R0,A ; salin the data in A ke alamat di R0
R0 atau R1 digunakan untuk menunjukkan Source Address
MOV R0,#7Fh ; salin immediate data 7Fh ke register R0
MOV @R0,#30h ; salin immediate data 30 ke alamat di R0
MOV A,@R0 ; salin isi dari alamat di R0 ke Akumulator
NB : klik gambar untuk melihat lebih jelas

DESAIN SET INSTRUKSI
           Desain set instruksi merupakan masalah yang sangat komplek yang melibatkan banyak aspek, diantaranya :
  1. Kelengkapan set instruksi
  2. Ortogonalitas (sifat independensi instruksi)
  3. Kompatibilitas : Source code compatibility dan  Object code compatibility
Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Operation Repertoire, berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan dan berapa sulit operasinya.
b. Data Types, tipe / jenis data yang dapat diolah.
c. Instruction Format, panjangnya, banyaknya alamat, dsb.
d. Register, banyaknya register yang dapat digunakan.
e. Addressing, mode pengalamatan untuk operand.

sumber:
topan_sukma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Presentasi+Kelompok+2.pptx
http://irfan-abet.blogspot.co.id/2015/01/arsitektur-set-instruksi.html
http://jovanangga.blogspot.co.id/2012/11/set-instruksi-dan-teknik-pengalamatan.html

Contact Me

Contact With Me

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type

  • 9908B Wakehurst St.Rockaway
  • 990800113322
  • info@domain.com
  • www.yourinfo.com