Formula One

My Blog

Latest blog
Team Renault didenda di GP Singapura, dan harus membayar denda sebesar 7.500 euro karena dinilai memberikan informasi yang salah memberikan informasi kepada Senna, mengenai posisinya yang benar, ketika balapan dimulai lagi. Balapan tersebut sempat diselingi masuknya SC, menyusul kecelakaan yang menimpa pebalap Mercedes GP, Michael Schumacher.
Renault mengatakan kepada Senna, bahwa dia sedang bertarung dengan Sergio Perez yang ada depannya di sirkuit jalan raya tersebut, meskipun pembalap Meksiko ini satu lap di depan. Akibatnya, Senna berusaha menyalip rivalnya dari tim Sauber itu, sehingga tabrakan pun tak terhindarkan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan FIA menyebutkan: “Tim gagal untuk menginformasikan kepada pembalapnya mengenai posisinya yang benar saat balapan itu, yang mana menjadi penyebab tabrakan dengan mobil nomor 17, Sergio Perez.” (autosport) 
Pebalap Ferrari, Felipe Massa mengungkapkan kemarahannya kepada pebalap McLaren, Lewis Hamilton setelah mobil keduanya berbenturan di lintasan balap Grand Prix Singapura, tadi malam.
Pebalap F1 asal Brazil, Massa, menuduh juara dunia F1 2008 Hamilton sembrono dan tidak menggunakan pikirannya menyusul insiden yang menyebabkan keduanya kehilangan posisi kelima di tahap awal balapa.
Mobil Hamilton dan Massa sempat bersinggungan pada lap 13. Sayap depan mobil Hamilton rusak sedangkan ban mobil Massa bocor.
Massa menuduh Hamilton hampir menyebabkan kecelakaan sangat berbahaya dan ia menuntut FIA menghukumnya.
Ketika keduanya berbicara di depan media, Massa menepuk bahu Hamilton sebelum berbalik sembari melayangkan pujian sindiran dengan mengacungkan jempol dan berkata “good job, very good job.”
Hamilton menjawab dengan berteriak, “Jangan sentuh aku, jangan sentuh aku..” (Don’t touch me man. Don’t touch me.”)
Diminta menjelaskan insiden itu, Hamilton mengatakan: “Nah, kamu saja pergi.” Kemudian ia pun juga pergi tanpa berkomentar lebih lanjut.
“Saya pikir dia tidak belajar, saya mencoba untuk berbicara dengannya setelah kita menunggu. Namun dia tidak mendengarkan aku,” kata Massa seperti dikutip oleh AFP.
Kepala tim McLaren, Martin Whitmarsh, dengan cepat membela Hamilton dan mengatakan bahwa insiden itu kecelakaan balap murni sebagaimana dikatakan banyak pengamat.
“Lewis masih seorang pria muda, dia belajar dan dia akan belajar dari semua ini. Dia akan memenangkan perlombaan dan saya yakin dia akan memenangi lebih banyak kejuaraan,” kata Whitmarsh.
“Aku menikmati mengejar mobil-mobil yang ada di depan usai penaltiku, tapi tak berada di depan saat aku merasa memiliki mobil yang kompetitif benar-benar membuat frustrasi,” ucap Hamilton di Planet F1 memaparkan. (*/f1live)

Sebastian Vettel tidak mau sesumbar dan tidak mau menganggap dirinya telah selesai perjuangannya untuk merebut titel juara dunia F1 kedua kalinya meski semua rivalnya mengakui bahwa Vettel sudah diambang juara dunia dan tak mungkin lagi terkejar perolehan nilainya oleh pebalap lainnya.
Pebalap Red Bull tersebut kini unggul 92 points atas rekan satu timnya Mark Webber dan berselisih 102 dengan pebalap Ferrari, Fernando Alonso. Meski Vettel tidak finish di 3 seri sekalipun, Vettel masih memimpin klasemen sementara balapan masih menyisakan 7 seri dengan total poin maksimal 175 poin yang diperebutkan.
Dan meski diuntungkan dengan kondisi ini, serta Vettel dapat mengunci gelar juara dunia di Singapore nanti, Vettel tetpa akan tampil habis-habisan pekan ini, di sirkuit Monza Italia.
“Saya tahu bahwa situasi dan kondisi sekarang sangat baik bagi saya namun siapa yang bakal jadi juara dunia masih terbuka dan saya tetap fokus dan menjaga dari setiap kesalahan sekecil apapun ,” katanya.
“Sirkuit Monza memang tidak sesuai dengan karakter mobil Red Bull, namun kami tidak tahu apa yang bakal terjadi nanti, saya hanya berpikir membalap sebaik mungkin disana, ” tambahnya.

Fernando Alonso mengatakan bahwa tidak ada yang menjamin bahwa Ferrari akan tampil lebih cepat pada tahun 2012 bahkan dengan design baru sekalipun.
Komentar Alonso ini terkait dengan santernya pemberitaan bahwa Ferrari akan berbenah dengan memberikan desain mobil yang lebih agresif untuk tahun depan, setelah menyadari tim ini terlalu tampil konservatif musim ini.
Alonso mengatakan Ferrari memiliki potensi untuk menjadi kompetitif dari awal, namun bersikeras tidak akan ada jaminan lebi cepat di musim Formula 1 tahun depan.
“Segala sesuatu tidak bisa dipastikan  di Formula 1,” kata Alonso sambil menambahkan bahwa balap F1 sangat kompleks permasalahannya.

sumber

[UNIKNYA.COM]: Sepanjang gelaran balap mobil Grand Prix Formula 1 dimulai pada awal tahun 1950, tercatat sederet nama pembalap yang meninggal di ajang bergengsi yang satu ini. Jika dihitung-hitung, 40 lebih pembalap telah menjadi korban keganasan dahsyatnya mobil balap yang mereka pacu. Berikut 5 pembalap F1 yang meninggal beberapa tahun terakhir ini:

1. Ayrton Senna
Ayrton Senna adalah mantan pembalap Formula 1 asal Brasil. Dia adalah juara dunia Formula 1 pada tahun 1988, 1990, dan 1991. Ia meninggal dunia akibat kecelakaan hebat di tikungan Tamburello saat memimpin balapan di GP San Marino di Sirkuit Imola bersama tim Williams pada 1 Mei 1994. Senna pernah membalap untuk empat tim yaitu Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams.Berpasangan dengan juara dunia Alain Prost untuk tim McLaren pada tahun 1988 ia menjadi juara dunia pertama kali di Formula 1. Perseteruannya dengan Prost sering dikenang sebagai salah satu perseteruan terhebat sekaligus terpahit dalam sejarah Formula 1. Beberapa rival Senna lainnya adalah Nelson Piquet dan Nigel Mansell.


Ayrton Senna (sumber: blogspot.com, uniknya.com)

Senna terkenal dengan kehebatannya dalam mengemudikan mobil Formula 1 di sirkuit basah. Senna sering dijuluki sebagai The Rain Man. Kehebatannya di trek basah dapat dilihat pada GP Monaco 1984 dimana dengan mobil yang kurang mumpuni dia menempati posisi kedua, kemenangan pertamanya yang begitu dominan pada GP Portugal 1985, dan pada GP Eropa 1993. Pada GP Eropa 1993 di sirkuit Donington, Inggris, Senna dalam jarak kurang dari satu lap berhasil menjadi pemimpin lomba setelah sempat berada di posisi kelima. Senna juga sering dijuluki Master of Monacokarena dia menjuarai GP Monako sebanyak 6 kali. Kehebatan Senna lainnya adalah dia sangat piawai dalam kualifikasi. Dia mencatat 65 kali posisi start terdepan dalam 162 balapan sebelum dipecahkan oleh Michael Schumacher yang mencatat 65 kali start terdepan dalam 236 balapan. Kemenangan di GP Brazil tahun 1991 dan GP Jepang tahun 1988 merupakan beberapa contoh penampilan terbaiknya. Sepanjang kariernya, Senna telah memenangi 41 Grand Prix.

2. Roland Ratzenberger
Roland Ratzenberger (lahir di Salzburg, Austria, 4 Juli 1960 – meninggal di Bologna, Italia, 30 April 1994 pada umur 33 tahun) merupakan seorang pembalap Formula Satu asal Austria. Ia hanya mengikuti satu musim F1 yaitu di tahun 1994 dengan hanya satu kali start saja. Ia meninggal dunia akibat kecelakaan fatal di sesi kualifikasi GP San Marino 1994, sehari sebelum Ayrton Senna meninggal dunia akibat kejadian serupa.


Roland Ratzenberger (sumber: blogspot.com, uniknya.com)

3. Elio de Angelis
Elio de Angelis (lahir di Roma, Italia, 26 Maret 1958 – meninggal di Marseille, Perancis, 15 Mei 1986 pada umur 28 tahun) adalah seorang pembalap Formula Satu asal Italia yang berpartisipasi di antara tahun 1979 sampai 1986, dengan membalap untuk tim Shadow, Lotus, dan Brabham. Ia tewas saat testing di sirkuit Paul Ricard di Le Castellet pada 1986. Elio merupakan seorang pembalap kompetitif dan populer karena sifatnya yang ramah di awal dekade 1980-an. Sering kali ia juga disebut sebagai “pembalap paling ramah terakhir di ajang F1″.


Elio de Angelis (sumber: blogspot.com, uniknya.com)

4. Riccardo Paletti
Riccardo Paletti (15 Juni 1958 – 13 Juni 1982) adalah seorang pembalap F1 yang tewas pada grand prix Kanada pada tanggal 13 Juni 1982. Mobilnya menabrak bagian belakang mobil lawannya pada saaat jarum kecepatan menunjuk angka 180 km/jam hingga terlempar ke jalur Geoff Lees dan kemudian terbakar.


Riccardo Paletti (sumber: blogspot.com, uniknya.com)

5. Gilles Villeneuve
Gilles Villeneuve (lahir di Richelieu, Kanada, 18 Januari 1950 – meninggal di Heusden-Zolder, Belgia, 8 Mei 1982 pada umur 32 tahun) adalah seorang pembalap Formula 1 kelahiran Kanada. Ia adalah ayah dari juara dunia F1 1997, Jacques Villeneuve. Gilles Villeneuve tewas akibat sebuah kecelakaan saat babak latihan GP Belgia di Zolder pada tahun 1982. Ia menyeruduk bagian belakang mobil Lotus Jochen Mass saat mendekati tikungan terakhir, dan Gilles terlempar ke tembok pembatas. Villeneuve dimakamkan di tanah kelahirannya, Quebec, Kanada atas perintah PM Kanada. Namanya kemudian diabadikan sebagai nama sirkuit di kawasan Montreal yang saat ini dipakai sebagai tuan rumah GP Kanada. Anaknya, Jacques Villeneuve masih bisa membuat mendiang ayahnya tersenyum bangga saat menjadi juara dunia 1997. (**)


Gilles Villeneuve (sumber: blogspot.com, uniknya.com)

sumber

Sebastian Vettel (lahir di Heppenheim, Jerman, 3 Juli 1987; umur 23 tahun) adalah seorang pembalap Formula Satu asal Jerman. Saat ini ia membalap untuk tim Red Bull Racing, menggantikan David Coulthard dan menjadi rekan setim dari Mark Webber. Ia pertama kali turun dalam ajang balapan resmi F1 pada GP Turki 2006 ketika ia menjadi pembalap tes hari Jumat untuk tim BMW-Sauber pada usia 19 tahun dan 53 hari. Julukan Vettel sendiri saat ini adalah Baby Schumi, disebabkan gaya membalapnya yang mirip dengan Sang Legenda juara dunia F1 7 kali, Michael Schumacher.


Vettel lantas menjadi pembalap F1 termuda keenam yang turun dalam ajang Grand Prix, dan menjadi pembalap F1 termuda yang meraih poin pada GP AS 2007. Pada 30 September 2007 di Fuji, ia menjadi pembalap F1 termuda yang memimpin lomba. Selanjutnya pada GP Italia 2008 ia mencetak sejarah lain ketika menjadi pembalap F1 termuda yang meraih pole position dan mencetak kemenangan keesokan harinya. Vettel juga menjadi pembalap termuda yang meraih kemenangan untuk dua tim dalam dua tahun berurutan. Pada 14 November 2010 Sebastian Vettel akhirnya tampil sebagai juara dunia F1 termuda dalam sejarah setelah memenangi balapan di Abu Dhabi.
Pribadi

Sebastian Vettel, lahir 3 Juli 1987, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Vettel mengenal ajang motorsport ketika ayahnya, Norbert, memberinya hadiah sebuah gokar Bambini 60cc ketika usia Vettel baru menginjak tiga tahun sebagai hadiah hari Natal. Ayah Vettel merupakan seorang maniak balapan, dan ia sering hadir sebagai penonton dalam beberapa ajang balapan besar di Jerman seperti F1, MotoGP, dan balap turing lokal. Ibunya, Heike, merupakan seorang ibu rumah tangga yang pada awalnya sempat cemas saat mendengar Vettel turun di ajang balapan. Melihat istrinya cemas dan gugup saat melihat Vettel berlaga di ajang gokar junior, Norbert lantas memperkenalkan Heike dan Vettel kecil dengan Michael Schumacher, yang ia kenal dari sebuah ajang balapan F3 Jerman di tahun 1990. Di luar dugaan, Schumi mau menjelaskan apa itu motorsport kepada Heike. Ia juga bahkan melihat Vettel mempunyai masa depan bagus di ajang motorsport, asalkan ayah dan ibunya mau mendukung kelancaran keinginan putranya tersebut.

Hobi Vettel saat ini adalah bermain video game komputer. Vettel mengakui ia bisa belajar banyak tentang trek-trek F1 saat ini lewat simulasi dan game komputer/PlayStation, dikarenakan saat ini ujicoba trek dengan menggunakan mobil sebenarnya sudah dibatasi oleh FIA. Ia juga gemar menonton film dan mendengarkan musik. Vettel juga gemar membaca buku, dan ia sering bertukar buku dengan sesama pembalap F1, yaitu Nico Rosberg.

Sampai saat ini, Sebastian Vettel tercatat sebagai pembalap pertama sejak Gerhard Berger yang tidak memakai atau memiliki manajer pribadi. Vettel hanya dibantu oleh kedua orang tuanya dalam mendiskusikan beragam klausul kontrak kerjanya.

Di awal 2009, Vettel juga mencoba kesibukan lain dengan membeli sebuah tanah pertanian dan peternakan yang kemudian ia beri nama "Neumuli", yang terletak di daerah Kemmental, Thurgau.[7] Sesekali ia menjadi pengurus langsung bagi domba dan sapi yang ia pelihara di lahan tersebut, namun Vettel menolak bila hobinya ini kelak akan menjadi bidang usahanya bila sudah berhenti dari ajang balapan, seperti yang dilakukan oleh Jody Scheckter. Saat ini Vettel tinggal di Danau Zug, Walchwil, Swiss.[8] Ia tinggal di sana semenjak resmi menjadi pembalap Scuderia Toro Rosso pada pertengahan 2007 lalu. Sesekali ia juga pulang ke tanah kelahirannya di Heppenheim untuk melepas rindu dengan bertemu orang tua dan saudara-saudaranya.

Ada tiga tokoh yang menjadi inspirasi Vettel sampai saat ini, menurut Vettel dalam sebuah wawancara, mereka bertiga bisa disebut sebagai "Trio Michael": Michael Schumacher (pembalap), Michael Jordan (bola basket), dan Michael Jackson (penyanyi). Saat masih kecil, Vettel sempat kebingungan ingin menjadi apa ia saat dewasa nanti:“ Saya sewaktu kecil sangat mengidolakan "Tiga Michael", yaitu Michael Schumacher, Michael Jordan, dan Michael Jackson. Saya bahkan ingin menjadi seperti mereka bertiga. Saya mencoba main basket, sayang postur tubuh saya tidak mencukupi. Saya mencoba bernyanyi, sayang suara saya jelek, akhirnya saya memutuskan untuk turun menjadi pembalap saja seperti Schumi[9] ”
Pendidikan

Sebastian Vettel, bersama Robert Kubica, adalah dua pembalap F1 aktif saat ini yang mengantungi ijazah diploma. Pada April 2006, empat hari sebelum ia meraih kemenangan perdananya di ajang Formula 3, Vettel langsung bergegas pergi ke kampusnya di Abitur karena hari itu ia akan melaksanakan ujian tertulis untuk kelulusan akademiknya. Vettel berhasil menyelesaikan ujian tersebut dengan baik.[10]

Perbandingan dengan Schumi

Setelah Sebastian Vettel berhasil memenangi balapan pertamanya di Monza tahun 2008, media massa mulai membuat julukan baru bagi Vettel yaitu sebagai "Baby Schumi" atau "Schumacher Baru", tetapi Vettel merendah ketika ditanya tentang hal itu.[11] Menurut Vettel sah-sah saja jika media massa menjulukinya sebagai penerus Schumi, karena ia sama-sama berasal dari Jerman, agresif dalam membalap, punya kedekatan teknik dengan para mekanik, dan terkadang sering disebut arogan. Satu perbedaan mencolok antara Schumi dan Vettel adalah, Schumi tidak pernah menamai mobil balapnya, sementara Vettel menamai hampir seluruh mobil balapnya yang dipakai di F1: Julie (2008), Kate, Kate's Dirty Sister (2009), Luscious Liz dan Randy Mandy (2010).[12] Nama Luscious Liz diberikan Vettel kepada mobilnya setelah ia bermasalah di GP Monaco 2010 yang menyebabkannya kalah dari Mark Webber. Sasis yang bermasalah tersebut kemudian diberikan kepada Mark Webber dan lucunya Webber mampu menang dengan sasis tersebut di Inggris dan Jerman.


Persamaan-persamaan lainnya antara Vettel dan Schumi adalah: Vettel dan Schumi lahir dan besar di kota kecil di Jerman; keluarga mereka merupakan keluarga kelas menengah bawah (ayah Schumi bekerja sebagai tukang batu, sementara ayah Vettel bekerja sebagai tukang kayu); Schumi dab Vettel mengawali karir gokartnya di Kerpen; dan ketika kecil mereka berdua sama sekali tidak pernah memimpikan menjadi seorang pembalap yang sukses di ajang F1.[13]
[sunting]
Pra Formula 1

Vettel sedang mendemonstrasikan mobil Formula 3 Euroseries di tahun 2006.
Vettel memulai karier balapnya di ajang balap mobil pada 1995 dengan memenangkan beberapa turnamen, salah satunya adalah Junior Monaco Kart Cup pada tahun 2001. Pada 2003 ia pindah ke ajang open wheeler, yaitu Formula BMW Jerman, dan memenangi ajang tersebut pada 2004 dengan raihan 18 kemenangan dari 20 lomba. Pada 2005 ia membalap untuk ASL Mucke Motorsport di F3 Euroseries dan finis di P5 klasemen akhir dengan 64 poin dan memenangkan gelar Rookie of The Year. Ia tidak memenangkan satu balapan pun di F3 Euroseries karena ajang tersebut didominasi oleh Lewis Hamilton.

Kemudian ia mengetes mobil F1 Williams FW27 pada 27 September 2005 sebagai hadiah atas kemenangannya di Formula BMW. Karena Williams berpisah dengan pemasok mesin BMW pada akhir 2005, Vettel ditarik untuk menjadi test driver di tim BMW-Sauber untuk musim 2006.

Pada 2006 Vettel finis sebagai runner-up di ajang F3 Euroseries di belakang Paul di Resta. Ia lalu mengikuti ajang World Series by Renault di Misano dan menang setelah Pastor Maldonado didiskualifikasi.[14] Namun di balapan selanjutnya di Spa, salah satu jari tangannya teriris hebat akibat terkena serpihan mobil yang terbang akibat kecelakaan, akibatnya ia divonis harus istirahat selama beberapa balapan demi menyembuhkan lukanya.[15]

Vettel lalu memutuskan untuk pindah ke ajang balapan lain, yaitu Ultimate Masters of F3 di sirkuit Zandvoort minggu selanjutnya. Secara mengejutkan dengan kondisi tangan yang luka ia mampu mencatat putaran tercepat dan mengejutkan bosnya di F3, Frederic Vasseur. Kata Vasseur:“ Sangat mengangumkan melihat semangat dan performanya, sebab minggu lalu ia divonis dokter tidak boleh ikut balapan, tetapi ia mampu menunjukkan hasil bagus di acara itu, dan kita percaya bahwa ia dapat turun di seri berikutnya dari F3 Euroseries di Nurburgring.[16] ”

[sunting]
Formula 1
[sunting]
BMW-Sauber

Vettel memulai debut balap resmi F1 di GP AS 2007 bersama tim BMW Sauber.
Vettel diangkat menjadi pembalap cadangan BMW-Sauber sejak GP Turki 2006 menggantikan Robert Kubica yang naik jabatan menjadi pembalap utama menggantikan Jacques Villeneuve yang mengundurkan diri secara tiba-tiba sejak GP Hungaria 2006. Ia lantas menunjukan performa bagus saat babak latihan bebas GP Turki dengan mencetak waktu tercepat saat sesi latihan bebas kedua hari Jumat.[17] Performa bagus Vettel kembali terlihat saat babak latihan bebas di GP Italia 2006 dengan mencatat putaran tercepat di dua sesi latihan bebas hari Jumat. Minggunya, Robert Kubica finis podium di tempat ketiga.

Vettel dikontrak menjadi test driver BMW pada musim 2007[18] dan berkompetisi di World Series by Renault, dengan kemenangan pertama di Nurburgring. Namun pada tanggal 14 Juli 2007, ia dipanggil membalap untuk BMW di GP A.S. menyusul kecelakaan yang dialami Robert Kubica minggu sebelumnya di Kanada.[1] Saat itu ia sedang memimpin kejuaraan World Series, dan kursinya terpaksa diambil alih oleh Michael Ammermuller.[19]

Sejak debutnya di GP A.S. 2007 bersama BMW-Sauber untuk menggantikan Robert Kubica yang cedera[1][20], Vettel sudah banyak menarik perhatian para pecinta F1. Ia finis di posisi 8 dan meraih satu poin pada balapan debutnya. Selain itu ia juga memecahkan rekor sebagai pembalap termuda yang membalap di ajang F1 dan pembalap F1 termuda yang meraih poin[21] saat itu dalam usia 19 tahun dan 53 hari.

Debutnya di Indianapolis Motor Speedway pada tanggal 16 Juli 2007 juga diwarnai dengan denda sebesar 1.000 dolar A.S. karena melanggar kecepatan di pitlane, sekaligus menobatkan ia sebagai pembalap rookie tercepat yang mendapatkan denda. Namun dalam poling MOTY F1 Racing, Vettel kalah oleh “anak super” McLaren, Lewis Hamilton. Beberapa orang dari tim BMW dan Toro Rosso yakin bahwa kemenangan Hamilton semata karena kehebatan mobil McLaren; jika Vettel diberi mobil yang sama tahun lalu, mungkin prestasinya juga akan sama.
[sunting]
Scuderia Toro Rosso

Vettel bersama tim Scuderia Toro Rosso di GP Brazil 2007.

Tanggal 31 Juli 2007, menjelang GP Prancis, pihak Scuderia Toro Rosso secara mengejutkan memecat Scott Speed dan menggantinya dengan Vettel.[22] Selanjutnya mulai GP Hungaria, Vettel membalap untuk Toro Rosso. Diumumkan pula oleh tim, bahwa Vettel akan tetap bersama STR untuk musim 2008[23], dengan rekan setim juara dunia ChampCar World Series 4 kali berturut-turut, Sebastien Bourdais.[24] Penampilan Vettel di empat balapan awal bersama STR terkesan biasa saja bila dibandingkan dengan rekan setimnya saat itu, Vitantonio Liuzzi, karena ia masih menyesuaikan diri dengan handling mobil STR2. Sampai akhir musim 2007, Vettel dikabarkan mendapat bayaran sebesar 165.000 dollar Amerika Serikat.[25]

Sejarah kemudian tercetak di GP Jepang 2007 di sirkuit Fuji. Ia menjadi pembalap F1 termuda yang memimpin balapan. Namun, walaupun sepanjang lomba ia ada di P3, ia gagal naik podium akibat terlibat kecelakaan dengan Mark Webber, dan menurut Webber dan Vettel semua itu diakibatkan oleh manuver Lewis Hamilton yang tiba-tiba saat berada di belakang safety car.[26] Vettel terlihat menangis di garasi setelah kecelakaan tersebut. Namun pada malam harinya setelah balapan, pihak wartawan memergoki ia sedang asyik berjoget di diskotek.

Kesalahannya di Jepang dibayar di GP Cina ketika ia finis keempat.[27] Seusai balapan, bos Red Bull Dietrich Mateschitz berujar bahwa Vettel memiliki talenta besar yang akan mengguncang dunia suatu hari nanti. Bahkan mungkin Vettel bisa melebihi apa yang telah diraih Sang Legenda, Michael Schumacher.[28] Di akhir musim, Ron Dennis sempat menawarkan uang besar kepada Mateschitz untuk menjual Vettel kepada McLaren untuk menggantikan Fernando Alonso yang pulang ke Renault. Namun negoisasi tersebut gagal terwujud, dan Vettel tetap bertahan di tim Scuderia Toro Rosso.

Vettel mengemudikan mobil Toro Rosso di GP Kanada 2008.

Tahun 2008, dengan ditemani rookie asal Prancis, Sebastien Bourdais, Vettel kembali tampil menggebrak. Walaupun sempat dua kali gagal finis di empat balapan pertama, Vettel bangkit dengan fantastis di Monaco, dan kemudian Kanada, ketika ia sempat bertarung dengan keras melawan Heikki Kovalainen. Menjelang GP Inggris, diumumkan kepada publik bahwa Vettel akan membalap untuk tim Red Bull Racing mulai musim 2009. Namun, ketika balapan di Silverstone, Vettel malah menyeruduk pembalap yang akan ia gantikan di RBR untuk 2009, David Coulthard. Kemudian di Eropa, Vettel berhasil finis di P6 saat balapan, sementara posisinya ketika kualifikasi juga berada di P6.

Puncaknya adalah ketika di Monza, saat ia mampu meraih pole position[29], dan kemudian mampu menerjemahkannya menjadi sebuah kemenangan pada keesokan harinya.[30][31][32] Dengan hasil ini, Vettel menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah yang mampu memenangi balapan F1, mematahkan rekor sebelumnya yang tercetak atas nama Fernando Alonso di GP Hungaria 2003. Usia Vettel saat menjuarai GP Italia adalah 21 tahun dan 74 hari. Seusai balapan, publik Jerman mulai menyamakan penampilan Vettel dengan Schumi, yang kemudian melahirkan julukan "Baby Schumi" untuk Vettel.[33][34]

Di Brazil, ia nyaris saja menjadi pahlawan bagi warga Sao Paulo dan tim Ferrari saat berhasil menyalip Lewis Hamilton yang ada di P5, sampai kemudian Timo Glock yang ada di P4 melambat dan menyebabkan Vettel dan Hamilton mampu menyalipnya, sekaligus mengamankan gelar juara dunia untuk Hamilton.
[sunting]
Red Bull Racing

Vettel di GP Inggris 2009, kemenangan ketiganya, dan juga kemenangan pertamanya dalam balapan kondisi kering.

Penampilan Vettel di tim RBR terbilang cukup baik. Di Australia ia nyaris finis di P3, andaikan saja tidak salah dalam menyalip Robert Kubica yang berada di P2, yang kemudian berakibat kecelakaan bagi keduanya. Sesudah balapan, Vettel lantas mendatangi Mario Theissen, meminta maaf atas kejadian tersebut. Pada balapan berikutnya di Malaysia, Vettel gagal meraih angka karena terpelintir saat hujan lebat.[35][36] Sejarah lain tercatat di GP Cina, setelah mampu meraih pole position, Vettel lantas memimpin Mark Webber di posisi 1-2 untuk mempersembahkan kemenangan pertama bagi tim Red Bull Racing.[37]

Di GP Bahrain, Vettel start di P3 dan kemudian finis di P2 saat lomba. Di Spanyol ia mampu berada di P2 saat kualifikasi, tetapi saat lomba ia turun ke P4 akibat salah strategi. Vettel lantas memenangi GP Inggris setelah merebut pole sehari sebelumnya.[38] Di Jerman ia menjadi bagian tim saat mengawal Mark Webber meraih kemenangan pertamanya di ajang F1.[39] Kemudian di Belgia ia berhasil finis di P3, setelah sebelumnya di Hungaria ia gagal finis gara-gara disundul Kimi Raikkonen.[40] Namun di Monza Vettel hanya mampu finis di P8, itupun karena terbantu kecelakaan Lewis Hamilton satu putaran sebelum finis. Berlanjut ke Singapura, Vettel berhasil tampil bagus saat kualifikasi dan sempat membayangi Lewis Hamilton. Sayang gara-gara melindas garis putih jalur keluar pitlane, Vettel terkena hukuman, dan akibatnya ia hanya mampu finis di P4. Kesalahannya ia bayar saat GP Jepang, ketika secara spektakuler ia mampu memenangi lomba dari posisi pole, sekaligus mengantarkannya menjadi salah satu penantang gelar juara dunia musim 2009. Namun impiannya untuk bisa menjadi juara dunia 2009 pupus setelah di GP Brazil ia terjebak di P16 saat kualifikasi dan hanya mampu finis P4 saat balapan, pada saat saingan utamanya, Jenson Button, hanya finis di P5. Pada balapan terakhir F1 musim 2009 di Abu Dhabi, Sebastian Vettel akhirnya memastikan posisi runner-up dunia dengan memenangi balapan di UEA tersebut.

Musim 2010 Vettel melanjutkan musim bagusnya bersama tim Red Bull Racing. Ia meraih dua kali pole position di Bahrain dan Australia namun gagal memenangi kedua balapan tersebut. Di Malaysia Vettel akhirnya mampu meraih kemenangan pertamanya di musim 2010 walaupun saat kualifikasi ia hanya mampu meraih posisi start kedua. Di GP Cina, Vettel kembali lagi meraih pole position, tetapi strategi perjudian memakai ban intermediate akhirnya memupuskan harapan Vettel menjuarai balapan, dan ia harus puas finish doi P6. Vettel kemudian berhasil finish podium kembali setelah berada di P3 di GP Spanyol setelah sebelumnya Lewis Hamilton mengalami kempes ban satu lap sebelum balapan usai.. Di Monaco, setelah berhasil menyalip Robert Kubica saat start, Vettel mengamankan posisi kedua dibelakang Mark Webber yang menjuarai balapan. Namun kesalahan fatal ia perlihatkan di Turki ketika akan mencoba menyalip Webber yangs sedang memimpin yang malah menyebabkan keduanya saling senggol dan keluar dari arena. Setelah hanya mampu finish P4 di Kanada, Vettel kembali bangkit dengan memenangi balapan di Valencia secara dominan, yang kemudian dilanjutkan dengan raihan podium ketiga sebanyak dua kali di Jerman dan Hungaria. Di Belgia, kembali lagi Vettel melakukan kesalahan fatal saat akan mencoba menyalip Jenson Button, yang menyebabkan Button tersingkir dari arena namun Vettel masih bisa lanjut walaupun akhirnya hanya mampu finish di P15. Kemudian setelah gagal di Korsel, Vettel berhasil memenangi balapan di Jepang dan Brasil. Sebastian Vettel akhirnya berhasil menjadi juara dunia F1 2010 setelah menang di Abu Dhabi dimana saingan beratnya Fernando Alonso dan Mark Webber hanya finish di P7 dan P8.
[sunting]
Masa depan

Sebastian Vettel di Spanyol 2010.
Pada 21 Agustus 2009 diumumkan bahwa Sebastian Vettel akan membalap bersama tim Red Bull Racing sampai akhir musim 2011.[41] Walaupun masih lama, tim Scuderia Ferrari sudah mulai mengincar talenta super Vettel untuk bertandem bersama Fernando Alonso pada 2012 nanti. Selain itu tim McLaren sampai saat ini juga memiliki ambisi untuk menarik Vettel dan membuat tim hebat dengan menduetkan Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel di masa mendatang, menjadikan Vettel sebagai salah satu properti bagus yang dimiliki F1 saat ini, dan juga di masa mendatang.
[sunting]
Diluar Formula 1
[sunting]
Race of Champions

Vettel ikut serta dalam Race of Champions 2007 mewakili tim Jerman[42] dan berpasangan bersama idolanya, Michael Schumacher. Tim pasangan Vettel dan Schumi berhasil memenangi gelar Nation’s Cup; pada saat final ia berhasil mengalahkan pasangan terkuat RoC, Heikki Kovalainen dan Marcus Gronholm. Namun dalam kategori individual, Vettel kalah oleh Heikki.

Berlanjut di 2008, ia kembali berpasangan dengan Schumi dalam RoC, dan lagi-lagi pasangan ini memenangi gelar Nation’s Cup setelah mengalahkan dua Skandinavia yang sama (Kovalainen dan Gronholm). Dalam Driver’s Cup, Vettel berhasil mengalahkan wakil Australia yang juga juara dunia WSBK 2008, Troy Bayliss, tetapi kalah dari juara dunia WRC asal Perancis, Sebastien Loeb di perempat final.
[sunting]
Olahraga lain
Beberapa hari sebelum GP Jepang 2008, Sebastian Vettel bersama beberapa rekannya sesama pembalap F1 seperti Alexander Wurz dan Mark Webber, dengan dibantu tim pecinta alam Jepang mencoba mendaki gunung Fuji. Dan mereka akhirnya berhasil mencapai puncak pada hari Rabu pagi, mereka kemudian turun kembali dengan selamat pada hari Rabu petang sehari sebelum berlangsungnya babak latihan bebas GP Jepang.[43]
Dalam sebuah pertandingan sepakbola menjelang GP Monaco 2008, Vettel bersama Fernando Alonso, Rubens Barrichello, Felipe Massa, Nico Rosberg, dan Mark Webber menjadi satu tim saat mereka bermain sepakbola dengan dibantu beberapa pembalap mobil lainnya dari ajang yang berbeda melawan tim selebritis all stars. Dalam pertandingan amal ini, tim pembalap dan tim selebritis berbagi angka imbang 6-6. [sunting]

Source:www.id.wikipedia.com



Mengapa Ferrari ingin memenangi seri Balap F1? Enzo Ferrari, di awal keikutasertaanya di Seri Balapan F1, memberikan jawaban sederhana atas pertanyaan ini: ”To sell Cars”. Kini, Ferrari adalah satu-satunya team yang selalu ikut serta pada balap F1 di setiap musim tanpa absen satu musim pun! 

Jika orang mendengar kata “Ferrari” maka yang terbayang adalah, sport-cars, balapan, atau ngebut. Tidak salah, Ferrari memang identik dengan balap mobil. Walaupun tidak selalu berjaya di ajang F1, Ferrari menikmati beberapa masa keemasan di setiap dekade. Masa-masa paling buruk Ferrari adalah di awal tahun 90-an. Selama kurun waktu 5 tahun, sejak musim 1991 sampai akhir musim 1995, Ferrari hanya berhasil memenangi dua GP lewat Gerhard Berger di GP Germany 1994 dan Alesi di GP Canada 1995. Berarti Ferrari melewati tiga musim, 1991-1994 tanpa kemenangan satu kali pun.
Nasib Ferrari mulai kembali membaik saat Michael Schumacer masuk pada Musim 1996.

Masa-masa selanjutnya adalah masa-masa bersejarah saat Michael Schumacher identik dengan Ferrari dan identik dengan kemenangan.
Kejayaan Ferrari di akhir era 90-an dan di awal tahun 2000-an tidak dicapai dengan mudah. Kemenangan demi kemenangan diperoleh berkat kombinasi antara keunggulan tiga unsur, yaitu; kualitas orang-orang, organisasi, dan teknologi.

Dari ketiga unsur itu, unsur orang adalah yang terpenting. Sebab, keunggulan kedua unsur yang terakhir adalah berkat manajemen yang dibentuk oleh beberapa personel kunci Ferrari saat itu, Jean Todt, Ross Brawn, dan tentu saja, Michael Schumacher.
Saat Jean Todt pertama kali ditunjuk sebagai Team Principal Ferrari oleh Luca di Montezemolo di Tahun 1993, Ferrari berada pada grafik terendah sepanjang sejarah Ferrari. Todt menemukan bahwa Ferrari memiliki semuanya, engineers, fasilitas, dan teknologi. Namun seluruh fasilitas itu tidak digunakan secara efektif. Motivasi bekerja team juga tidak terbentuk karena leadership dan manajemen team yang buruk. Langkah pertama Todt adalah menunjuk orang-orang yang dirasa tepat di posisinya. Paolo Martinelli segera ditunjuk menangani divisi engine. Paolo segera bertindak, engine V12 yang powerfull tetapi terlalu berat dan sangat bergetar diganti menjadi V10 yang lebih kompak, namun tetap bertenaga. Saat Michael Schumacher berhasil dibujuk untuk pindah dari Benetton, maka Ross Brawn dan Rory Byrne dengan mudah bergabung dengan team. Ross Brawn sebagai Technical Director dan Rory Byrne segera melakukan revolusi pada manajemen dan organisasi team.



Teknologi F1 yang bergerak sangat dinamis mengharuskan setiap personnel yang terlibat di dalamnya untuk juga begerak cepat. Ross Brawn menceritakan bahwa, di Ferrari, penentuan konsep mobil di musim depan dilakukan dengan sangat dini, yaitu sejak saat mereka melihat mobil-mobil para pesaingnya di GP pertama musim yang sedang berjalan! Dengan demikian, di setiap musim berjalan, Ferrari melakuan pengembangan terhadap dua hal, pengembangan mobil di musim berjalan dan menentukan konsep mobil untuk tahun depan.

Bagi mobil F1 yang sangat ringan dan sensitif, konsep desain amatlah penting. Dalam tahap penentuan konsep, akan ditentukan dua hal, yaitu jarak wheelbase (jarak antara sumbu roda depan dengan sumbu roda belakang), besarnya tangki bahan bakar. Walaupun terlihat sederhana, tetapi dua hal ini amat mendasar dan menjadi referensi dari seluruh detail pengembangan mobil nantinya. Karena menjadi dasar dari seluruh pengembangan detail desain mobil, besarnya tangki bahan bakar dan jarak wheelbase akan membawakan karakter dasar mobil. Ferrari menyadari hal itu, sehingga tahapan penentuan desain menyita waktu cukup lama dengan berbagai pertimbangan dan evaluasi terhadap mobil yang sedang berlomba di musim berjalan maupun dari kelebihan dan kelemahan mobil-mobil team kompetitor.

Puncak kejayaan Ferrari adalah di Musim 2002 saat Ferrari mengoleksi 50% dari seluruh Point yang tersedia dalam musim itu. Prosentase ini mendekati prosentase maksimum yang dapat dicapai team dalam satu musim, yaitu 61.5%, yaitu apabila suatu team merebut posisi 1 dan 2 di setiap GP dalam satu musim. Di Musim 2004 dominasi Ferrari ini kembali terulang. Kali ini, koleksi point yang didulang justru lebih banyak dibanding point Ferrari di Musim 2002, walau secara prosentasi menurun mengingat system penilaian pada F1 yang berubah sejak Musim 2003.

Keunggulan Ferrari yang sangat penting dibanding seluruh team lain adalah komitmennya akan balapan. Dengan komitmen ini, seluruh fasilitas Ferrari, baik untuk road cars maupun yang untuk sport cars terintegrasi di suatu area dan mereka memiliki sirkuit sendiri, bahkan dua sirkuit, Fiorano dan Muhello, untuk mengetes performa mobil-mobil mereka. Sirkuit milik Ferrari ini adalah salah satu modal penting Ferrari untuk mengungguli kompetitornya di ajang F1. Ross Brawn bahkan mengatakan bahwa dia lebih memilih memiliki sirkuit sendiri andaikata dia harus memilih apakah memiliki fasiltas tes-rig dan wind tunnel yang canggih ketimbang memiliki sirkuit. Ross Brawn tidak salah, secanggih apapun fasilitas rig-test dan wind tunnel, tetap saja keduanya tidak dapat mengalahkan kondisi real yang disediakan sirkuit betulan dalam menyediakan data-data yang dibutuhkan para insinyur.

Kini saat walau trio Schumacher-Todt-Brawn, telah meninggalkan Ferrari, kejayaan Ferrari nampaknya akan susah untuk dipatahkan. Bukan hanya karena the winning team tersebut telah memberi peninggalan berupa team dan organisasi yang baik, tetapi juga karena kemenangan adalah tradisi bagi Ferrari. Saat ini, mungkin Ferrari tidak lagi butuh kemenangan di F1 untuk menjual mobil karena brand ”Ferrari” itu sendiri sudah merupakan barang dagangan yang mahal.(roy)



JAKARTA - SURYA — Mulai musim 2010, ajang balapan Formula 1 (F1) mewujudkan rencana mereka untuk melakukan penghematan. Karena itu, Federasi Automobil Internasional (FIA) telah memberikan konfirmasi bahwa, mulai kompetisi tahun depan, tak ada lagi pengisian bahan bakar saat mobil masuk pit stop.

“Sudah dikonfirmasi bahwa, mulai 2010, pengisian ulang bahan bakar dilarang. Ini termasuk cara untuk mengamankan anggaran biaya untuk peralatan pengisian ulang bahan bakar, serta menambah insentif untuk peningkatan mesin agar bisa lebih irit,” demikian pernyataan FIA yang dirilis Autosport, Kamis (30/4), menyusul pertemuan World Motor Sport Council.

Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa biaya maksimal F1 selama satu musim adalah 40 juta poundsterling (sekitar Rp 635,267 miliar). Ini sebenarnya lebih tinggi 10 juta poundsterling karena awalnya FIA menekan biaya selama satu musim “hanya” 30 juta poundsterling.

Namun, setelah pekan lalu Presiden FIA Max Mosley melakukan konsultasi dengan tim-tim F1, maka anggaran biaya itu ditingkatkan. Dengan demikian, semua tim harus bisa memaksimalkan dana yang ada agar tetap kompetitif meskipun biayanya dibatasi./kcm



sumber: surya online

Liputan6.com, Sydney: Mobil balap Formula Satu atau F1 tampaknya akan segera menyingkirkan bahan bakar minyak dan menggantinya dengan hidrogen. Jean Todt, Presiden Lembaga Pengaturan Balap Kendaraan Bermotor (FIA) mengatakan, bahan bakar alternatif tak terelakkan di masa depan dan akan menjadi tenaga bagi mesin balap. "Hal itu akan terjadi," kata Todt kepada Drive seperti dikutip Sydney Morning Herald, belum lama berselang.
Todt menjelaskan, setelah berdiskusi dengan para pakar industri, ia yakin hidrogen-lah yang akan menggantikan bahan bakar fosil, ketimbang listrik. Hidrogen kemungkinan akan menjadi pilihan meskipun mobil balap mulai tahun ini menggunakan KERS (Kinetic Energy Recovery System), yang merupakan sebuah sistem hibrida elektrik. "Beberapa pihak sangat yakin terhadap mobil listrik, beberapa lainnya yakin dengan hidrogen," katanya.
"Jika Anda tanya saya, saya mungkin bukanlah yang terbaik karena saya manajer dan bukan teknisi...berbicaralah kepada teknisi dan coba pahami apa yang mereka kembangkan. Saya sendiri mempercayai teknologi hidrogen di masa depan, ketimbang listrik."
Ketika perubahan itu datang, Todt mengatakan kendaraan balap akan menjadi platform ideal untuk mempromosikan transisi ke bahan bakar alternatif bagi kendaraan di jalan. "Jika seorang juara dari dunia balap berbicara mengenai keamanan di jalan, hal itu akan sangat membantu karena mereka kredibel," ujarnya. "Mungkin hal itu juga berlaku untuk teknologi. Pada teknologi, jika Anda mengikuti kejuaraan tertinggi balap FIA dan jika punya teknologi baru, pastinya orang akan lebih menganggap."
Pria Prancis itu terlibat dalam peralihan dari mesin V8 2.8 liter menuju 1.6 liter mesin turbo empat silinder untuk musim balap Formula Satu 2013. Perubahan itu diharapkan akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan membuat olahraga itu selaras dengan tren mesin mobil jalanan yang mengurangi ukurannya. Ia mengatakan pula, penting jika olahraga tetap sesuai dengan mobil-mobil di jalan.
"Hal ini penting," ujar Todt seraya menambahkan, "Formula Satu telah identik sebagai olahraga, tapi Formula Satu juga harus menjadi puncak dalam teknologi. Berdasarkan hal tersebut, maka ada kaitan kuat dengan yang terjadi dalam masyarakat modern."(ANS/Ant)

Contact Me

Contact With Me

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type

  • 9908B Wakehurst St.Rockaway
  • 990800113322
  • info@domain.com
  • www.yourinfo.com